Inibaru.id - Rahma Safitri sedikit terkejut saat membuka media sosialnya pada Sabtu (17/5/2025) pagi. Dia mendapati layanan ojek online (ojol) yang selalu dia andalkan untuk pergi ke mana pun dan memesan makanan berencana akan melakukan penghentian layanan serentak se-Indonesia seharian penuh pada 20 Mei 2025 nanti.
Meski hanya sehari, mahasiswa semester 4 Universitas Diponegoro asli Sumatera Selatan ini mengaku sedikit kebingungan karena pada hari tersebut, bakal melakukan sejumlah kegiatan yang membutuhkan layanan ojek.
"Sebenarnya kalau cuma nggak bisa memesan makanan secara daring atau urusan ke kampus, aku bisa jalan ke warung terdekat atau minta tolong teman. Masalahnya aku harus datang ke expo pendidikan di Jalan Pemuda, Kota Semarang di hari yang sama. Bisa sih pakai BRT. Tapi untuk mencapai halte terdekat harus jalan cukup jauh. Kalau nggak ada ojol, tentu capek dan makan waktu," keluhnya usai mengetahui berita tersebut.
Buat kamu yang belum tahu tentang rencana ini, Asosiasi Garda Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta pada Selasa (20/5). Mereka juga akan melakukan offbid alias mematikan aplikasi layanan daring yang berimbas pada lumpuhnya layanan ojol seharian.
Alasan mengapa mereka melakukan itu adalah gara-gara aplikator nggak mematuhi aturan tentang batas maksimal potongan biaya aplikasi yang berimbas pada rendahnya pendapatan mereka, Millens.
"Di Keputusan Menteri Perhubungan KP 1001 Tahun 2022, disebutkan kalau potongan maksimal aplikator itu 15 persen, dengan tambahan 5 persen itu pun untuk kesejahteraan pengemudi. Tapi, realitanya banyak aplikator yang melakukan pemotongan lebih dari itu dan pemerintah hanya mendiamkan saja pelanggaran ini. Kami, para pengemudi, sudah bersabar sejak 2022 meski nggak ada tindakan apa pun," keluh Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono dalam keterangan tertulis serikat tersebut pada Kamis (15/5).
Nah, demi menyuarakan hal ini, mereka mengklaim akan bikin aksi unjuk rasa besar-besaran yang melibatkan ribuan pengemudi ojol dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, sampai Sumatera di Istana Merdeka, Gedung Kemenhub, serta di Gedung DPR/MPR RI.
"Selain itu, pada 20 Mei 2025 nanti, kami akan matikan layanan transportasi serta pemesanan makanan. Jadi layanan itu akan lumpuh sebagian ataupun total," lanjut Igun.
Di saat pihak pengguna seperti Rahma maupun Asosiasi Garda Indonesia sudah bersiap akan lumpuhnya layanan ojol pada 20 Mei nanti, salah satu pengemudi ojol dari Kota Semarang yang hanya mau disebut dengan nama samaran Joko, mengaku mengalami dilema akibat hal ini.
"Saya sudah mendapatkan kabar ini sih dan mendukung aksi teman-teman memperjuangkan hak kita semua. Tapi ada beberapa orang yang mengaku nggak mau ikutan matiin layanan, ada juga yang memastikan bakal ikut offbid," terang Joko pada Sabtu (17/5).
Laki-laki berusia 45 tahun tersebut masih belum tahu bakal tetap ngojol atau nggak pada hari tersebut. Yang pasti, jika nggak mengaktifkan layanannya pada hari tersebut, dia kehilangan pemasukan harian yang sangat berharga.
"Dilema juga. Saya ngerti tujuan protes ini untuk kebaikan dan kepentingan lebih besar bagi semua pengemudi di masa depan. Jadi saya baru mengambil keputusan nanti mepet saja," pungkasnya.
Entah nanti apakah layanan ojek online benar-benar lumpuh atau nggak pada 20 Mei 2025, agaknya kamu yang terbiasa menggunakan layanannya memang sebaiknya bersiap sehingga nggak benar-benar mengalami kesulitan. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)
