BerandaHits
Senin, 10 Mar 2024 00:04

Pemprov Jateng Galakkan Ternak Kambing dan Domba sebagai Pemulih Ekonomi

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempertimbangkan potensi ternak kambing dan domba sebagai pemulihan ekonomi. (dok. Humas Pemprov Jateng)

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang berupaya memulihkan perekonomian para peternak sapi melalui ternak kambing dan domba. Seperti yang diketahui, para peternak sapi banyak yang merugi lantaran hewan ternaknya terserang PMK dan LSD.

Inibaru.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius mempertimbangkan potensi ternak kambing dan domba sebagai solusi pemulihan ekonomi bagi peternak sapi yang sebelumnya terdampak oleh wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin disease (LSD).

Dengan potensi populasi kambing yang mencapai 3.747.610 ekor (peringkat pertama nasional) dan dilengkapi dengan fasilitas balai ternak terpadu hingga Balai Inseminasi Buatan, langkah ini diyakini dapat memberikan dorongan positif bagi para peternak.

Agus Wariyanto, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, menyampaikan hal ini dalam acara panen cempe (anak kambing) di Pulutan Fresh Farm, Sidorejo, Kota Salatiga pada Jumat (8/3/2024). Dia menekankan bahwa produksi daging dan susu kambing serta domba di Jawa Tengah memiliki peran penting sebagai penopang kebutuhan nasional.

Data dari Disnakkeswan Jateng menunjukkan bahwa populasi kambing di provinsi ini mencapai 3.747.610 ekor, atau setara dengan 20,19% dari total populasi nasional, menjadikannya sebagai peringkat pertama secara nasional. Sementara populasi domba mencapai 2.288.826 ekor, atau sekitar 16,28% dari total populasi nasional.

“Jadi kambing domba di Jateng memiliki potensi tinggi. Kalau kita lihat populasi hampir 4 juta (ekor), sedangkan domba, di posisi nomor 2 setelah Jabar. Ini potensi luar biasa untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat, sementara sapi kita tengah pulihkan dari penyakit mulut dan kuku serta lumpy skin disease,” ujarnya.

Susu kambing dan domba dari Jawa Tengah berkontribusi besar terhadap penyediaan protein hewani nasional. (dok. Humas Pemprov Jateng)

Selain itu, produksi hasil ternak berupa daging, susu, dan telur di Jawa Tengah juga memberikan kontribusi besar terhadap penyediaan protein hewani nasional. Produksi daging mencapai 457 ribu ton (9,25% dari total nasional), susu sebanyak 93 ribu ton (11,38% dari total nasional), dan telur sebanyak 344 ribu ton (5,44% dari total nasional). Bahkan, tren produksi daging dalam lima tahun terakhir di Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 6,7%.

Pada tahun 2023, kontribusi produksi daging kambing mencapai 12.242.113 kg (2,60% dari total produksi daging di Jateng), sedangkan produksi daging domba mencapai 6.875.164 kg (1,46% dari total produksi daging di Jateng). Sementara itu, kontribusi produksi susu kambing mencapai 1.855.749 kg (2,46% dari total produksi susu di Jateng).

Agus menambahkan bahwa Jawa Tengah memiliki balai ternak terpadu di Kendal yang menghasilkan bibit kambing peranakan etawa (PE), serta balai inseminasi buatan di Ungaran yang telah mampu menghasilkan semen beku. Potensi ini diharapkan dapat menjadi penopang pangan nasional berbasis ternak.

“Di sini, kita kawinkan pejantan Saanen (bibit impor) dengan kambing lokal, sehingga kualitas anakannya bagus. Harapannya, setelah panen cempe ini, semakin banyak bakalan, dan produksi susu juga stabil, untuk memenuhi pasaran,” pungkas Agus.

Yasip Khasani, Penjabat Wali Kota Salatiga, menyambut antusias produksi cempe dan susu di Salatiga, melihatnya sebagai peluang untuk menghasilkan sumber daya pangan bagi warga setempat. Sementara itu, Paguyuban Ternak Kambing Empat Kandang Sekawan Lima Sempurna Salatiga juga berupaya dalam penyediaan pasokan susu kambing, dengan total produksi mencapai 200 liter per hari.

Dengan adanya upaya ini, diharapkan produksi susu dan daging kambing dan domba dapat menjadi penyokong ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Jawa Tengah, sambil memperkuat ketahanan pangan nasional. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024