BerandaHits
Jumat, 4 Sep 2025 19:29

Orang yang Sangat Sensitif Lebih Rentan Alami Masalah Mental, Tapi Bukan Berarti Lemah

Sepertiga populasi dunia tergolong orang yang sangat sensitif. (Cosmopolitan)

Sekitar sepertiga populasi dunia tergolong Highly Sensitive Person (HSP). Mereka lebih rentan mengalami masalah mental seperti depresi dan kecemasan, tapi di sisi lain juga lebih reseptif terhadap terapi dan pengalaman positif.

Inibaru.id - Pernah nggak sih kamu dibilang “terlalu sensitif” atau “jangan kebanyakan mikir”? Komentar semacam itu sering kita dengar, padahal sifat sensitif bukan sekadar kelemahan. Bisa jadi, kamu termasuk dalam kelompok Highly Sensitive Person (HSP), yaitu orang dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi dari rata-rata.

Psikolog Elaine Aron dan Arthur Aron pertama kali memperkenalkan istilah HSP di pertengahan 1990-an. Elaine bahkan menulis buku The Highly Sensitive Person (1996), yang kemudian jadi rujukan penting dalam memahami kepribadian ini.

Orang yang tergolong HSP biasanya punya ciri khas: menghindari tontonan penuh kekerasan karena terasa terlalu intens, mudah gelisah di situasi penuh tekanan, atau justru gampang terharu melihat keindahan alam, seni, dan interaksi manusia.

Antara Kekuatan dan Kerentanan

Sifat sensitif bukan sebuah kelemahan. (Unsplash)

Sayangnya, sensitivitas tinggi sering dianggap negatif. Padahal, penelitian terbaru justru menunjukkan sisi lain. Sebuah meta-analisis terhadap 33 studi menemukan bahwa individu HSP lebih rentan mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, PTSD, hingga gangguan kepribadian menghindar.

“Ini adalah meta-analisis pertama yang menemukan korelasi positif dan sedang antara sensitivitas dengan berbagai masalah kesehatan mental,” jelas Tom Falkenstein, psikoterapis dan peneliti PhD di Queen Mary University of London.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Clinical Psychological Science (Agustus 2025) itu menyebutkan sekitar 31 persen populasi dunia tergolong sangat sensitif.

Namun jangan buru-buru pesimis. Sifat sensitif juga membuat seseorang lebih reseptif terhadap hal-hal positif. Misalnya, lebih merespons baik pada terapi atau intervensi psikologis tertentu.

Sensitivitas Bukan Kelemahan

Falkenstein menekankan pentingnya dokter maupun praktisi mempertimbangkan aspek sensitivitas dalam menyusun perawatan pasien. Dukungan lingkungan yang tepat juga bisa jadi kunci.

Sebuah studi lain yang terbit di Psychology and Aging menemukan bahwa orang yang lebih terbuka mengekspresikan diri dan suka berinteraksi cenderung lebih baik dalam mengendalikan stres sehari-hari.

Dengan fakta bahwa hampir sepertiga populasi dunia tergolong HSP, penelitian ini memberi perspektif baru. Sensitivitas bukanlah kelemahan, melainkan pintu untuk menemukan keseimbangan hidup, asal ditopang dengan pendekatan tepat, seperti mindfulness, relaksasi, dan dukungan sosial yang sehat.

Kalau kamu termasuk golongan yang sangat sensitif juga, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: