BerandaHits
Minggu, 27 Jun 2020 12:35

Meski untuk Kepentingan Medis, Polri dan BNN Tetap Tolak Legalisasi Ganja

Ilustrasi ganja. (Flickr/ Mario A. P.)

Dengan kontrol yang ketat, penggunaan ganja untuk kepentingan medis sebenarnya pernah disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal 2019. Namun, anjuran ini ditolak oleh pihak Polri dan BNN. Apa alasannya ya?

Inibaru.id - Dirtipidanarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Krisno Siregar menegaskan bahwa pihaknya tetap menolak legalisasi ganja untuk kepentingan medis. Padahal, negara-negara lain seperti Kanada, Meksiko, Jerman, Denmark, Australia, dan Thailand telah melegalkannya karena menganggap ganja bisa memberikan manfaat di bidang kesehatan.

Kesepakatan ini diambil dalam rapat koordinasi antarlembaga yang diprakarsai oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Rapat ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat dari kementerian terkait, Simpulan dari rapat tersebut nantinya akan menjadi jawaban Indonesia untuk Komite Ahli Ketergantungan Obat WHO.

Krisno menyatakan bahwa penolakan tersbut dikarenakan jenis ganja yang tumbuh di Indonesia berbeda dengan ganja di Eropa atau Amerika.

"Perbedaannya dari hasil penelitian bahwa ganja di Indonesia memiliki kandungan THC yang tinggi (18%) dan CBD yang rendah (1%). Kandungan THC itu sangat berbahaya bagi kesehatan karena bersifat psikoaktif," kata Krisno, Jumat (26/6/2020).

Krisno menjelaskan, ganja medis yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti epilepsi berbeda dengan jenis ganja yang tumbuh di Indonesia. Ganja medis tersebut telah melalui proses rekayasa genetik yang menghasilkan kandungan CBD tinggi dan THC yang rendah.

Ganja telah banyak digunakan untuk keperluan rekreasi dan medis. (Flickr/ Cannabis Pictures)

Krisno juga menambahkan, ganja yang tumbuh di Indonesia cenderung didapatkan dari tanaman yang nggak melalui rekayasa genetik. Bahkan, ada banyak sekali ganja yang tumbuh secara alami di alam liar, khususnya di hutan atau pegunungan di Indonesia. Jenis ganja ini memiliki kandungan THC tinggi dan CBD rendah.

Krisno juga menyampaikan kehawatirannya jika ganja dilegalkan. Pasalnya, di Indonesia, lebih banyak orang yang menggunakan ganja atau mariyuana untuk bersenang-senang daripada untuk keperluan medis.

"Untuk itu, seluruh peserta sepakat untuk menolak rekomendasi WHO 5.4 dan 5.5 sebagai statemen dan sikap Indonesia atas rekomendasi tersebut," tutup Krisno.

Legalisasi ganja juga dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan di Indonesia, seperti peningkatan angka orang sakit atau bahkan kematian akibat ganja. Meskipun faktanya, ganja terbukti pernah meredakan sakit Syringomyeila yang diderita Yeni Riawati sebelum akhirnya meninggal dunia karena nggak lagi mengonsumsinya.

Kalau menurut kamu, keputusan untuk menolak legalisasi ganja di bidang medis ini tepat atau nggak, Millens? (Kum/MG27/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: