BerandaHits
Senin, 16 Feb 2020 10:05

Menyenikan Alam dan Mengkonstruksi Ruang ala Kedai Kopi Kang Putu

Kedai Kopi Kang Putu beratap rumbia. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Membuat sesuatu yang berseni nggak harus dari bahan yang mewah-mewah. Di Kedai Kopi Kang Putu, barang yang sering nggak dipedulikan orang disulap menjadi barang yang memiliki nilai seni tinggi. Kedai ini pula menciptakan ruang interaksi nyata yang mulai memudar di tengah canggihnya teknologi.

Inibaru.id – Kedai itu berbentuk gazebo, terbuat dari bambu, beratap welit (rumbia), dan dikelilingi pohon-pohon yang rimbun. Buah pohon maja yang telah dikeringkan menjadi hiasan gantungan di sisi depan dan samping. Aneka lukisan di atas kanvas dan di atas kertas berpigura terpajang di beberapa titik. Nggak ketinggalan perpustakaan kecil berdiri gagah menambah rona kedai jadi kian pintar.

Nggak ada papan nama di kedai itu, tapi bagi yang telah berkunjung pasti tahu tempat tersebut adalah Kedai Kopi Kang Putu. Letaknya menyempil di antara rimbunan ladang di perumahan yang masih sepi penduduk di Kampung Gebyog RT. 03/RW. 03, Patemon, Gunungpati. Alih-alih alunan musik kiwari ala kafe-kafe, di sini suara belalang-jangkrik family menjadi soundtrack alami yang meneduhkan.

Siang itu habis zuhur, Minggu (9/2), saya berkesempatan untuk bertemu sang pemilik, yang nggak lain penulis asal Blora, Gunawan Budi Susanto atau yang kerap disapa Kang Putu. Saat itu, alumnus Sastra Undip tersebut tengah berbincang santai dengan pegawainya bernama Ojan.

Buah maja yang telah kering dijadikan gantungan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Sama-sama mengenakan kaos dan celana warna hitam, Kang Putu dan Ojan padha asyik sebat ketika saya mendekat. Di sebuah kursi kayu panjang, saya mendapat cerita yang menarik soal kedai yang pada Mei nanti berusia dua tahun ini.

Ternyata, semua perkakas dan bahan untuk membuat kedai tersebut merupakan hasil pemanfaatan barang-barang yang telah tersedia di alam sekitar. Seperti hiasan buah maja hasil dari pohon maja yang tumbuh di sekitar kedai, salah satu pohonnya dekat dengan pohon durian, letaknya nggak jauh dari tempat pemesanan.

“Sebenarnya nggak istimewa, mungkin barang-barang yang oleh orang lain tidak dilirik, dianggap sepele, remeh, nggak dibayangkan akan dibuat apa saya pakai untuk sesuatu yang indah, yang menyamankan, dan segala sesuatu yang tersedia di alam dan nggak mahal,” kata Kang Putu.

Hal itu terlihat jelas dari interior-interior yang ada di kedai yang nyaris dibuat dari bahan-bahan yang nggak dipedulikan orang. Seperti alang-alang yang dibentuk jadi wayang dan sisa sisikan bambu dibentuk bola lalu digantung. Hingga kedai didirikan menyesuaikan kontur tanah yang lebih rendah daripada sekelilingnya. Nggak perlu repot-repot menguruknya.

Alang-alang yang dibuat jadi wayang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Di bawah gazebo terdapat ruang semacam kolam tapi nggak berisi air. Kang Putu memanfaatkannya untuk resapan air hujan. Agar air hujan nggak terbuah sia-sia. Kala hujan, kadang pula ada pelanggan yang protes karena atap rumbianya bocor. Kang Putu nggak malu untuk menadahinya dengan ember.

“Kita terlampau memanjakan diri kena air, padahal tanpa air kita nggak hidup, kena air dikit kok saja kok gitu. Yaudah kena hujan dinikmati, kena air ciprati. Kita jadi sadar kita hidup di bumi, belum di awang-awang. Kena air dikit ya nggak apa-apa. Banyak ya Alhamdulillah, bocor ya bocor saja. Nanti dipel,” ucapnya tanpa beban.

Banyak sekali yang saya pelajari dari percakapan bersama Kang Putu. Pulang dari kedai ini, satu pesan yang akan benar-benar saya ingat, “hidup itu nggak perlu dipersulit.” Kamu setuju nggak, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: