Inibaru.id - Entah harus merasa senang atau sedih melihat banyak bandara baru yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Jokowi dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Senang karena bandar udara nggak lagi hanya Soekarno Hatta di Tangerang, Ahmad Yani di Semarang, Adisutjipto di Yogyakarta, dan bandara internasional lainnya. Sedih karena bandara-bandara baru itu sepi, nggak dihampiri pesawat, nggak ada rute perjalanan dari sana, bahkan pengunjung pun nggak ada.
Presiden Jokowi memang mempunyai niat baik. Di masa kerjanya, dia memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Salah satunya membangun bandara baru dan merevitalisasi bandara yang sudah ada.
Sayangnya, sejak diresmikan sebagai bandara komersil, kok tempat yang seharusnya dipenuhi calon penumpang malah nggak disinggahi pesawat, ya?
Seenggaknya ada empat bandara baru yang masih sepi dan nggak memiliki satu pun rute perjalanan dari dan ke bandara-bandara tersebut. Mereka adalalah JB Soedirman di Purbalingga, Ngloram di Blora, Wiriadinata di Tasikmalaya, dan Kertajati di Majalengka.
Bandara yang sudah terlanjur dibangun tapi nggak berjalan sesuai dengan fungsinya bukankah hanya membuang-buang biaya, ya? Keberatan itu sempat diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Row.
Seperti yang dituliskan CNBCIndonesia, Jumat (2/9/2022), Robert mengatakan bahwa bandara yang dibangun tapi kemudian sepi akan jadi beban karena biaya pemeliharaannya ditanggung oleh negara.
Penyebab Bandara Sepi
Pertanyaan berikutnya, jika pemerintah sudah menyediakan bandara, kenapa malah nggak digunakan untuk alternatif transportasi oleh masyarakatnya?
Tampaknya kita nggak bisa seenaknya menyalahkan salah satu pihak untuk menyikapi keadaan ini. Menurut Sekjen Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto, ada banyak ragam penyebab bandara sepi.
Masih dilansir dari CNBCIndonesia, Jumat (2/9/2022), Bayu mengungkapkan bahwa bandara-bandara itu masuk dalam rute sepi. Selain itu, hantaman badai pandemi yang belum benar-benar usai juga membuat penumpang yang memakai transportasi udara jauh lebih sedikit.
“Ya, karena memang itu bandara-bandara rute sepi sebelumnya. Apalagi saat pandemi,” kata Bayu.
Nggak hanya rute sepi dan faktor pandemi, bandara-bandara itu sepi karena imbas dari kenaikan harga avtur yang tinggi.
Menurut pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjti, harga avtur yang tinggi membuat tiket pesawat menjadi lebih mahal. Padahal, daya beli masyarakat di kawasan sekitar bandara belum pulih imbas pandemi. Hal itu membuat mereka enggan menggunakan moda transportasi pesawat.
Meski begitu, pemerintah nggak tinggal diam. Ada upaya yang tengah dilakukan dan semoga berjalan sesuai harapan. Apa itu? Tentu saja mengajak maskapai penerbangan untuk membuat rute perjalanan yang bisa meramaikan bandara-bandara baru tersebut.
Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono mengatakan, pihaknya telah mengajak maskapai penerbangan bekerja sama menopang kesibukan di bandara.
“Salah satunya kita mengimbau kolaborasi dengan Pemda. Pemda sedang berupaya. Dari fleksibilitas Pemda itu memungkinkan, tapi nggak bisa sendirian,” katanya.
Mengembangkan Pendapatan Nonaero
Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat sebuah bandara nggak lagi sepi dan merugi. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Denon Prawiraatmadja memberikan beberapa masukan untuk pengelolaan bandara.
Dinukil dari Kompas (22/4/2021) Denon menyatakan bahwa pendapatan bandara terbagi atas aero dan nonaero. Pendapatan aero adalah pendapatan dari penanganan operasional pesawat dan penanganan penumpang. Sedangkan pendapatan nonaero adalah biaya penyewaan tempat untuk jualan, pendapatan iklan, parkir kendaraan pengunjung bandara, dan lain-lain.
Selama ini, bandara-bandara di Indonesia hanya fokus pada pendapatan aero. Padahal, jika pendapatan nonaero bisa dikembangkan lebih besar lagi, besar kemungkinan bandara kita bisa setara dengan Bandara Schiphol di Belanda dan Changi di Singapura.
Ya, kita lihat saja keseriusan pemerintah dalam menghidupkan bandara-bandara yang kini sepi ya, Millens? Akan sangat menyenangkan jika bandara-bandara baru itu berfungsi seperti seharusnya. Kita sebagai masyarakat jadi punya banyak alternatif pilihan bandara saat mau pergi ke luar kota. Iya, kan? (Siti Khatijah/E07)