BerandaHits
Selasa, 27 Nov 2017 04:54

Menjadi Raja Baru di Bisnis Media Sosial

Pemilik Tencent Pony Ma yang bernama asli Ma Huateng. Nama Pony adalah pemberian keluarga, yang berarti “kuda”. (Bilanz.ch)

Mengalahkan Jack Ma di Tiongkok, mengangkangi Mark Zuckerberg di dunia, Si Kuda Poni terus melesat menjadi calon taipan baru di bumi.

Inibaru.id – Selama beberapa tahun pendiri Facebook Mark Zuckerberg tak terkalahkan sebagai raja media sosial (medsos), terlebih setelah dia “mencaplok” Instagram dan WhatsApp. Pengguna Facebook yang hampir dua miliar orang membuatnya seakan tak tergoyahkan.

Namun, kuda hitam asal Tiongkok, Pony Ma Huateng, ternyata berhasil mengungguli bekas mahasiswa Harvard University tersebut. Pemilik perusahaan raksasa internet Tencent Holding ini diklaim memiliki kekayaan pribadi yang melebihi Jack Ma pemilik e-commerce Alibaba. Dia hanya kalah dari raja real estate pemilik Evergrande Group Hui Ka Yan atau Xu Jiayin.

Dilansir dari JPNN.com, Kamis (23/11/2017), menurut Forbes, Pony Ma atau Ma Huateng memiliki kekayaan pribadi mencapai 42 miliar dolar AS atau sekitar Rp 567,361 triliun. Di bawah payung Tencent Holding, Pony Ma mengeruk keuntungan dari platform medsos dan aplikasi kecerdasan buatan.

Baca juga:
Start-up Asli Indonesia Ini Menjuarai Tech in Asia 2017
Indonesia Butuh Lebih Banyak Start-up Bidang Pelayanan Kesehatan

Dia juga memiliki saham di perusahaan medsos Snapchat serta pabrikan mobil listrik Tesla. Bahkan, berita terbaru menyebutkan, Tencent saat ini memiliki nilai pasar yang lebih besar dari Facebook dengan 512 miliar dolar AS.

Jauh sebelum mencapai ketenaran, Tencent dan Pony Ma sempat mengalami pelbagai rintangan. Begitu lulus kuliah, pria bernama asli Ma Huateng itu memulai karier di dunia medsos dari bisnis penyeranta pager. Lulusan Ilmu Komputer Universitas Shenzen tahun 1993 ini memulai Tencent lima tahun berselang.

Tencent bergerak pada bidang komunikasi. Namun, orang lebih banyak menuduhnya sebagai penjiplak produk barat yang dijual mentah-mentah ke pasar dalam negeri. Contoh tudingan itu adalah aplikasi message PC yang disebut-sebut meniru produk AOL.

Namun, tudingan itu segera memudar setelah Tencent melahirkan aplikasi WeChat. Platform layanan pesan tersebut memiliki 1 miliar pengguna. Tak sekadar layanan pesan, WeChat juga merupakan aplikasi pencarian, medsos, alat pembayaran, hingga platform permainan seperti Clash of Clans dan Honor of Kings.

Baca juga:
Program 1.000 Start-up dan Kendala Ketidaksiapan Ekosistem
4 Modus Penipuan di Facebook yang Perlu Anda Kenali

Pony Ma saat ini memiliki saham 8,6 persen di perusahaan Tencent. Dia dikenal sebagai sosok dermawan yang pernah menyumbangkan kekayaannya sebesar 2 miliar dolar AS untuk berbagai kegiatan bidang kesehatan dan pendidikan. Pony Ma juga bagian dari Kongres Partai Komunis Tiongkok.

Tak seperti taipan Tiongkok Jack Ma, Pony Ma bukanlah sosok yang mudah diwawancarai wartawan. Pria yang banyak digandrungi para perempuan ini lebih tertutup. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan bisnisnya yang menggurita pada ranah media sosial yang menghubungkan banyak orang. (OS/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: