BerandaHits
Senin, 13 Agu 2023 13:51

Menguak Alasan Nusakambangan Populer Jadi Pulau Narapidana

Lapas di Nusakambangan. (Ditjenpas.go.id)

Nusakambangan sebenarnya hanya pulau biasa yang memiliki penduduk asli dan alam liar yang asri. Namun, ada kesan kalau Nusakambangan hanya berisi penjara dengan tingkat keamanan tinggi.

Inibaru.id – Jika kita mendengar nama Nusakambangan, yang langsung terpikir biasanya adalah sebuah kompleks penjara bagi kriminal kelas kakap. Padahal, sebenarnya Nusakambangan lebih dari itu. Tapi apa sih yang bikin pulau ini pada akhirnya lebih dikenal sebagai pulau narapidana?

Jadi begini, Pulau Nusakambangan itu cukup besar, lo. Luasnya mencapai 121 kilometer persegi. Di sana memang ada Lembaga Pemasyarakatan dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi, namun bukan berarti pulau yang masuk wilayah Kabupaten Cilacap Jawa Tengah ini hanya berisi penjara. Nyatanya, kompleks lapasnya hanya memakan sebagian kecil dari total luas pulau tersebut.

Di sana, ada permukiman penduduk juga. Kebanyakan dari total sekitar 3 ribu penduduk warga Nusakambangan adalah orang Jawa yang menyebut dirinya sebagai Suku Pejagan. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan dan pekerja perkebunan karet dan jati. Di sana memang alamnya masih asri, Millens.

Lantas, kalau memang Nusakambangan sebenarnya hanyalah pulau biasa yang kebetulan ada lapasnya, kok bisa sampai sekarang begitu populer sebagai pulau narapidana? Semua bermula dari masa penjajahan Belanda, tepatnya saat Benteng Karangbolong dibangun di sisi tenggara pulau tersebut mulai 1861.

Pekerja yang membangun benteng tersebut adalah para narapidana. Mereka melakukannya dengan tangan yang masih dirantai.

Kampung Laut di Nusakambangan. (Bercahayanews)

Saat itu, Nusakambangan sudah dihuni penduduk asli. Tapi, biar nggak mengganggu proyek pembangunan benteng, pada akhirnya Belanda memindahkan penduduk asli ke tempat-tempat lain seperti di Kampung Laut, Jojok, dan Cilacap. Pada akhirnya, Nusakambangan diproyeksikan sebagai basis pertahanan.

Pada 1908, terjadi perubahan status pada Nusakambangan. Dari awalnya yang berupa basis pertahanan, kemudian dijadikan pulau terlarang. Alasannya, di sana dibangun sejumlah penjara. Yang kali pertama dibangun adalah Lapas Permisan yang berlokasi di sisi selatan pulau. Lalu, berturut-turut Lapas Karanganyar dan Nirbaya dibangun pada 1912, Lapas Batu, Karangtengah, dan Gliger dibangun pada 1928, Lapas Besi dibangun pada 1929, dan Lapas Limas Buntu didirikan pada 1935.

Setelah Indonesia merdeka, satu lapas lagi dibangun, yaitu Lapas Kembang Kuning pada 1950. Kini, yang masih beroperasi hanyalah Lapas Permisan, Karanganyar, Batu, Besi, Cilacap, dan Kembangkuning. Ada juga sih lapas lain yang dibangun di masa lebih modern seperti Lapas Pasir Putih, Lapas Terbuka,dan Lapas Narkotika.

Nah, karena ada cukup banyak lapas dengan tingkat keamanan tinggi, ditambah dengan status Nusakambangan yang merupakan cagar alam dengan flora dan fauna yang dilindungi, maka nggak sembarang orang bisa dengan mudah berkunjung atau keluar masuk pulau ini.

Hal inilah yang membuat Nusakambangan terkesan mirip dengan penjara-penjara dengan tingkat keamanan super di sebuah pulau tersendiri seperti Alcatraz di Amerika Serikat.

Hm, jadi penasaran nih seperti apa ya rasanya kalau bisa berwisata ke Nusakambangan. Sepertinya bakal seru, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: