Inibaru.id – Prabowo Subianto ternyata masih punya ambisi jadi Presiden Indonesia. Pada Jumat (12/8/2022) kemarin, Ketua Umum Partai Gerindra ini menyatakan kesiapannya jadi calon presiden 2024. Hal tersebut dia ungkap dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center.
“Dengan ini, saya menyatakan bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” ucapnya.
Dalam acara tersebut, seluruh 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra secara bulat mengusung nama Prabowo sebagai calon presiden. Selain itu, organisasi sayap Gerindra juga sudah menyuarakan dukungannya.
Popularitas Prabowo Masih Tinggi
Meski sudah tiga kali gagal dalam Pilpres, bukan berarti popularitas Prabowo rendah. Kalau menurut Manajer program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad, Prabowo masih bisa dianggap sebagai salah satu calon presiden paling potensial pada 2024 nanti. Capres potensial lainnya adalah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Meski begitu, popularitas Prabowo juga bisa menjadi titik kelemahannya. Beda dengan Anies dan Ganjar, semua orang sudah tahu sepak terjang dan karier politik Prabowo. Bisa dikatakan, nggak ada lagi sisi lain atau kejutan lain yang bisa membuatnya mendapatkan perhatian publik.
“Semua orang sudah tahu dia. Sementara Anies atau Ganjar masih punya ruang untuk meningkatkan penerimaan publik,” ucap Saidiman, Jumat (12/8).
Tergantung Koalisi dan Siapa Wakil Presidennya
Saidiman juga menyoroti manuver Gerindra yang kini berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dikenal didukung oleh kelompok Islam tradisionalis. Hal ini cukup menarik karena sebelumnya Gerindra berkoalisi dengan kelompok Islam modernis yang digawangi PKS dan PAN.
“Itu suatu pekerjaan berat. Pada saat yang sama dia akan meninggalkan basis pendukungnya yang lama, tetapi belum tentu juga dia bakal diterima di basis pendukung yang baru,” jelas Saidiman.
Sementara itu, pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyoroti siapa pendampingnya saat Pilpres 2024 nanti. Kalau sampai salah pilih, risiko mengalami kekalahan bisa cukup besar. Masalahnya, sampai sekarang, belum ada nama calon wakil presiden (cawapres) yang cukup ampuh untuk menaikkan elektabilitasnya.
“Yang jadi PR adalah mencari cawapres yang tepat sehingga elektabilitasnya makin meroket,” saran Jamiluddin.
Mengingat Prabowo sudah berkali-kali kalah di laga Pilpres, apakah menurutmu pada 2024 nanti akhirnya sang jenderal mampu menjadi presiden, Millens? (Pop,Mer,Cnn/IB09/E10)