BerandaHits
Selasa, 29 Mar 2021 13:43

Mengenal Tasripin, Saudagar Kaya Raya Semarang yang Disegani Belanda

Ilustrasi saudagar. (iStockPhoto)

Selain Oei Tiong Ham, seorang saudagar asal Semarang bernama Tasripin juga memiliki usaha yang menggurita. Bahkan keberadaannya juga disegani oleh Belanda.

Inibaru.id – Tasripin, seorang bumiputera yang hidup sezaman dengan era Raja Gula Oei Tiong Ham merupakan tuan tanah dan pengusaha kulit ternama asal Semarang. Lelaki ini lahir pada 1834, empat tahun setelah Perang Jawa Berakhir.

Sebagai tuan tanah, Tasripin memiliki tanah di Semarang Timur, aset di Jalan Mataram, sepanjang Jalan Bojong yang kini berubah nama menjadi Jalan Pemuda, serta tempat-tempat lain yang kini masih bisa ditemui.

Mayoritas rumah yang terdapat di Kampung Kulitan, Semarang, merupakan milik saudagar satu ini. Bahkan beberapa rumah peninggalan yang kini masih bisa ditemui bercorak Melayu dengan campuran arsitektur kolonial.

Menurut pegiat sejarah Semarang Sri Butoro, Tasripin juga membeli sejumlah tanah dari orang-orang Belanda untuk mengembangkan bisnisnya. Bahkan dia juga memiliki beberapa rumah yang digunakan untuk tempat tinggal para pekerjanya.

“Ia mempunyai rumah di daerah Jeruk Kingkit, Kampung Kulitan, Pederesan, Wot Prau, Gendingan, dan lainnya. Sebagian tanahnya juga digunakan untuk tempat tinggal para pekerjanya yang berasal dari pinggiran Semarang,” ungkap Butoro.

Asal Kekayaan Tasripin

Belanda sangat segan pada Tasripin. (Via Google)

Menurut Koran Algemeen Handelsblad 1919 kekayaan Tasripin mencapai 45 juta Gulden. Rata-rata perbulannya omzetnya diperkirakan antara 35 hingga 40 ribu gulden. Kekayaan ini diperolehnya dari rumah jagalnya yang berada di Kampung Bleduk. Salah satu pemanfaatan kulit hewan ternak ini adalah untuk keperluan pengembangan wayang kulit.

Setelah menekuni usaha penyamakan kulit sapi dan kambing, usaha Tasripin pun merambah bidang agribisnis seperti kapas dan kopra hingga properti yang terdapat di Jalan Kolonel Sugiyono, Pemuda dan Mataram.

Bahkan pengusaha satu ini memiliki kapal yang digunakan untuk mengirim kapas ke negara-negara Asia saat pelabuhan masih berada di sepanjang kali Semarang.

Disegani Belanda

Ilustrasi rumah bergaya melayu. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Selain tajir, Tasripin juga dikenal dekat dengan pemerintah kolonial Belanda. Bahkan dia dikenal dekat dengan Ratu Belanda Willem alias Wilhelmina. Kedekatannya itu membuatnya diberi koin bergambar Ratu Willem di kedua sisinya.

Tasripin kemudian memasang koin pemberian ratu tersebut di lantai rumahnya yang membuat serdadu Belanda nggak berani masuk ke rumahnya.

“Serdadu itu melihat ada gambar Ratu Belanda di lantai rumahnya. Kalau dia injak sama saja melecehkan simbol negaranya," terang Buntoro.

Tasripin kemudian diberitakan meninggal pada 9 Agustus 1919 saat berusia 85 tahun. Anaknya yang bernama Amat Tasan diketahui mengalami masa-masa munculnya Sarekat Islam (SI) yang sebelumnya dinamakan Sarekat Dagang Islam (SDI).

Setelah kematian Amat Tasan, bisnis keturunan Tasripin masih berjalan meskipun popularitasnya menurun. Sekitar 1950-an, sebuah badan usaha bernama Tasriepien Concern masih ada di Semarang. (Oke/IB27/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: