BerandaHits
Selasa, 5 Mar 2018 19:33

Lunpia, Produk Akulturasi Tionghoa dan Jawa

Lunpia, produk akulturasi Tionghoa dan Jawa. (Inibaru.id/Nafis Ghiffary)

Lunpia terkenal sebagai salah satu makanan khas Semarang. Kendati demikian, penganan ini nggak benar-benar asli Semarang, lo. Begini nih sejarahnya.

Inibaru.id -  Kalau Lawang Sewu jadi landmark wisata Semarang, lunpia rasanya juga jadi ikon kuliner Kota ATLAS ini. Penganan khas Semarang itu banyak diburu warga dan pelancong untuk dimakan atau dijadikan buah tangan.

Gorengan yang umumnya berisi rebung, telur, daging, dan udang ini kali pertama dibuat pada 1870 silam. Lunpia digagas Tjoa Thay Joe yang merupakan keturunan Tionghoa dan Wasih yang notebene beretnis Jawa. Nah, dari latar belakang yang berbeda itu muncullah lunpia.

Lunpia sebenarnya sudah ada di Tiongkok sejak zaman dahulu dan disajikan ketika ada tradisi “Han-Shi”. Lunpia berasal dari bahasa Tiongkok “run bing” yang dalam dialek Hokkian dibaca “lun pia”  berarti kue bulat.

Infografik lunpia. (Inibaru.id/Nafis Ghiffary)

Penganan itu dibawa Tjoa Thay Joe ke Indonesia, tepatnya di Semarang. Tjoa Thay Joe menetap di Semarang dan membuka bisnis kuliner lunpia berisi daging babi dan rebung. Di sisi lain, Wasih menjual makanan serupa tapi dengan rasa manis yang berisi kentang dan udang. Mereka kemudian menikah dan menjalankan bisnis bersama. Pernikahan itu juga berimbas pada lunpia yang merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Jawa.

Mulanya Wasih dan Thay Joe menjual lunpia dengan pikulan dan berkeliling. Hingga akhirnya menetap berjualan di samping klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, sekitar tahun 1950. Perjuangan yang dilakukan Wasih dan Thay Joe diteruskan anak cucunya hingga sekarang.

Saat ini, lunpia di Semarang sudah memasuki generasi kelima. Seiring dengan berjalannya waktu, lunpia juga mengalami perubahan. Salah satunya adalah perubahan isi lunpia yang semula daging babi tapi sekarang isiannya sudah beragam. Hal ini dilakukan agar warga yang nggak makan daging babi tetap bisa memakan lunpia, Millens.

Wah, ternyata panjang juga ya sejarah lunpia. Eits, kamu sudah pernah makan lunpia belum nih, Millens? (TRA,TS/IF)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: