BerandaHits
Jumat, 23 Feb 2023 11:06

Lika-liku Sekolah Dokter Hewan di Indonesia

Dulu, kaum pribumi yang mengobati hewan ternak dipanggil sebagai tabib atau dukun hewan. (Historia/KITLV)

Jika kamu ingin menjadi dokter hewan, maka masuk saja ke kampus yang menyediakan Jurusan Kedokteran Hewan. Kampus-kampus itu jumlahnya ada banyak di Indonesia. Tapi, tahukah kamu jika dulu untuk menempuh pendidikan dokter hewan nggak semudah sekarang?

Inibaru.id - Sekarang, profesi dokter hewan sungguh laris manis seiring dengan banyak orang yang memiliki hewan peliharaan. Para dokter itu menjadi tujuan jika kucing, anjing, burung, kelinci, dan hewan lainnya mengalami sakit atau terluka. Jadi, peran dokter hewan bagi hewan sama pentingnya dengan dokter bagi manusia ya, Millens.

Tapi tahukah kamu bahwa keberadaan dokter hewan di Indonesia memiliki perjalanan yang panjang? Lika-liku eksistensi dokter hewan di Indonesia sedikit tergambar dalam buku 100 Tahun Dokter Hewan Indonesia: Sejarah, Kiprah, dan Tantangan karya Soedjasmiran Prodohardo dkk.

Buku tersebut menjelaskan, praktik yang berkaitan dengan kedokteran hewan telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kala itu profesi tersebut dinamakan tabib atau dukun hewan. Mereka memiliki spesialisasi keahlian seperti memelihara maupun mengobati hewan ternak seperti kerbau, sapi, dan kuda.

"Di desa-desa, tabib atau dukun banyak menggunakan berbagai ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit hewan," tulis Soedjasmiran dalam bukunya via Historia (21/10/2022).

Ya, dulu dokter hewan memang berperan mengobati hewan ternak. Nggak seperti sekarang, profesi dokter hewan lebih populer mengobati hewan peliharaan, kan?

Dokter Hewan dari Belanda

Dokter hewan pertama di Indonesia datang dari Belanda tahun 1820. Dokter hewan Belanda itu bernama RA Copiters. Secara umum, para dokter hewan itu merupakan dokter hewan militer yaang bekerja di Burgelijke Veeartsnijkundige Dienst atau Jawatan Kehewanan Pusat.

Melansir dari Historia melalui GNFI (20/2/2023), pada 1861 dokter hewan pemerintah Hindia Belanda, J. van der Helde mendirikan sekaligus memimpin sekolah dokter hewan di Surabaya. Namun, sekolah ini dibubarkan tahun 1875.

Kemudian, pada 1880 sekolah dokter hewan informal dibuka di Purwokerto, Jawa Tengah. Mereka belajar mengikuti praktik dokter hewan pemerintah. Sekolah ini akhirnya juga dibubarkan.

Muncul inisiasi pembentukan Indlandsche Veeartzen School atau sekolah dokter hewan yang mirip sekolah dokter Jawa. Sayangnya, rencana itu ditolak karena para dokter hewan Belanda khawatir posisinya terancam dengan munculnya dokter hewan pribumi.

Untuk membantu para dokter hewan Belanda, pemerintah kolonial mendatangkan dokter hewan dari Eropa. Pribumi tetap direkrut untuk menangani pelayanan kesehatan hewan yang dikenal sebagai mantri hewan.

Sekolah Dokter Hewan Pribumi

JA Kaligis merupakan dokter hewan bumiputra pertama lulusan dari Sekolah Dokter Hewan Pribumi pada 1906 di Bogor, Jawa Barat. (Historia)

Pendidikan dokter hewan di bumi Nusantara mulai mendapatkan angin segar pada masa Politik Etis tahun 1901. Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Veeartsenijkundige Laboratorium atau Laboratorium Penyakit Hewan. Mereka akhirnya juga membangun Indische Veeartzen School atau Sekolah Dokter Hewan Pribumi pada 1906 di Bogor, Jawa Barat. Waktu pendidikannya selama empat tahun.

Dokter hewan pribumi pertama dari sekolah ini adalah Drh Johannes Alexander Kaligis tahun 1910. Dia lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, 30 Juni 1888 dan meninggal di Belanda, 31 Desember 1974. Setelah Kaligis, Drh R Noto Soediro dan Drh R Soetedjo menyusul lulus tahun 1911.

Pada 1914, sekolah itu diganti nama menjadi Nederland Indische Veeartzen School (NIVS). Lulusan NIVS memberikan pengaruh besar dalam ilmu kedokteran hewan di Indonesia, antara lain pendiri Lembaga Virologi Kehewanan A.F. Waworoentoe, kepala Lembaga Penelitian Penyakit Hewan R. Djaenoedin, dan penemu pengganti fosfor untuk memberantas tikus sawah Anwar Nasution.

Pada 1941, sekolah tersebut ditutup. Dilanjutkan pada masa pendudukan Jepang dengan nama Bogor Zui Semon Gakko. Setelah kemerdekaan, tahun 1946 berganti nama kembali menjadi Sekolah Dokter Hewan Bogor. Hingga pada 1947 menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan.

Itulah sejarah sekolah dokter hewan di Indonesia ya, Millens. Setelah beberapa kali dibubarkan dan berganti nama, akhirnya kini Indonesia memiliki sekolah dokter hewan yang mumpuni. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025