BerandaHits
Kamis, 18 Sep 2024 11:00

Legalkan Ekspor Pasir Laut, Jokowi Diprotes Banyak Pihak

Menjual pasir laut bisa merusak lingungan. (Mongabay)

Setelah 20 tahun ditutup, kini Presiden Jokowi melegalkan penjualan pasir laut ke luar negeri. Keputusan tersebut lantas menuai protes dari banyak pihak.

Inibaru.id - Kabar tentang Presiden Joko Widodo telah membuka keran ekspor pasir laut sedang ramai diperbincangkan dan mengundang keprihatinan banyak pihak. Sebab, kebijakan yang ditempuh Jokowi dinilai akan merugikan lingkungan alam di Indonesia.

Dulu, ekspor pasir laut memang pernah dilakukan Indonesia tepatnya pada tahun 1970-an untuk memenuhi kebutuhan Singapura. Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada waktu itu mencatat pasir laut yang diekspor mencapai 2 juta meter kubik setiap hari. Dari jumlah itu, yang legal hanya 900 ribu meter kubik. Walhasil, pemerintah diperkirakan merugi 330 juta dolar AS per tahun.

Dari hasil membeli pasir Indonesia, Singapura membuat delapan pulau kecil yaitu Seraya, Merbabu, Merliau, Ayer Chawan, Sakra, Pesek, Masemut Laut dan Meskol (kini jadi bagian dari Pulau Jurong). Seusai reklamasi, wilayah Jurong maju 3,5 kilometer ke arah barat daya.

Lalu, pada 2003 Presiden Megawati Soekarnoputri menghentikan ekspor pasir laut melalui SKB Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Menteri Lingkungan Hidup. Megawati menghentikan ekspor pasir laut dengan pertimbangan demi mencegah kerusakan lingkungan dan tenggelamnya pulau-pulau kecil korban pengerukan pasir.

Ditentang Banyak Pihak

Keputusan Jokowi membuka ekspor pasir laut menuai banyak kritikan. (Instagram@jokowi)

Dengan dibukanya keran ekspor pasir laut oleh Jokowi, tentu saja menuai banyak pertentangan dari berbagai pihak. Menteri Kelautan dan Perikanan Era Jokowi periode pertama, Susi Pudjiastuti sudah sejak setahun lalu bersuara keras tentang hal ini.

Susi berujar perubahan iklim atau climate change sudah terasa dan akan berdampak pada masyarakat. Dengan demikian, dia menegaskan jangan sampai diperparah dengan penambangan pasir laut.

"Semoga keputusan ini dibatalkan. Kerugian lingkungan akan jauh lebih besar. Climate change sudah terasakan dan berdampak janganlah diperparah dengan penambangan pasir laut," katanya pada tahun 2023.

Di sisi lain, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) juga turut mengkritisi keputusan Jokowi tersebut. Dalam sebuah utas di akun X, Walhi Nasional menilai keputusan rezim Jokowi membuka lagi ekspor pasir laut itu justru membahayakan pulau-pulau kecil di Indonesia yang terancam tenggelam.

"Pertama, saat ini banyak pulau-pulau kecil di Indonesia terancam tenggelam karena krisis iklim yang juga akan diperparah oleh tambang pasir laut. Beberapa pulau kecil bahkan sudah hilang," tulisnya di akun X @walhinasional, Senin (16/9).

"Kedua, karena beban krisis iklim, banyak nelayan harus beralih profesi. Ekspor pasir laut tentu memperburuk situasi ini. Akan ada banyak nelayan dan perempuan di pulau-pulau kecil di Indonesia akan menghadapi masalah sosial seperti yang dialami warga Pulau Kodingareng atau Rupat," lanjutnya.

Tampaknya, Presiden Jokowi memang harus mempertimbangkan aspek lingkungan jika akan mengambil sebuah keputusan besar ya, Millens? Ekspor pasir laut memang mendatangkan devisa yang banyak, tapi sebenarnya kerugian yang bakal dialami Indonesia jauh lebih banyak. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: