BerandaHits
Jumat, 17 Mei 2018 10:41

Mau Pilih Buku Cetak atau E-book?

Buku cetak dan e-book (Antoniogonzalesprado.es)

Selain buku cetak, sekarang ada buku elektronik (e-book) yang semakin digemari masyarakat. Nah, kalau kamu pilih yang mana Millens?

Inibaru.id – Digitalisasi sudah merambah ke semua lini, salah satunya dalam hal buku bacaan. Kalau dulu bapak ibu kalian hanya mengenal buku cetak, kini, kamu bisa mengakses buku hanya dengan ponsel pintarmu. Yap, e-book atau electronic book. Dengan e-book, kamu nggak perlu susah-susah membawa buku ke mana pun pergi, tinggal buka smartphone atau laptop, kamu bisa membaca buku di mana saja.

E-book merupakan hasil konversi buku cetak ke dalam bentuk digital. Karena bentuknya digital, buku satu ini tentu lebih praktis digunakan dan lebih mudah diakses dibanding buku cetak atau konvensional. Manfaat itulah yang dirasakan Erinda Wanti salah seorang mahasiswa asal Lampung yang tengah menempuh pendidikan di Semarang. Dia mengaku kerap menggunakan e-book untuk membaca buku pengetahuan maupun sekadar hiburan.

“Kalau e-book itu bisa dibaca kapan aja dan di mana aja. Beberapa aplikasi buat baca juga punya tampilan yang bagus dan menarik. Kalau sudah gampang dan menyenangkan, kenapa nggak baca e-book aja?” perempuan berusia 22 tahun tersebut beretoris.

Lebih lanjut, Erinda mengungkapkan, membaca buku cetak cepat membuat mata mengantuk. Ini berbeda dengan pengalaman membaca lewat smartphone yang jauh lebih menyenangkan.

Kendati begitu, bukan berarti Erinda nggak suka membaca buku cetak atau konvensional. Pada beberapa kondisi, dia juga memilih untuk membaca buku dalam bentuk cetak.

“Kalau baca sekitar 500 lembar e-book bisa bikin mata lelah, tapi kalau pengin praktis dan punya digital experience menarik, aku lebih suka baca e-book sih,” katanya.

Nggak beda jauh dengan Erinda, Gina Mardani Cahyaning Tyas juga memilih e-book untuk menyalurkan hobi membacanya. Mahasiswi asal Tangerang ini memilih membaca e-book karena lebih praktis dan nggak membutuhkan biaya yang lebih besar ketimbang harus membeli buku cetak.

“Karena aku belum berpenghasilan, buat sekarang lebih milih baca e-book aja. Karena harganya lebih murah bahkan gratis kalau akses di beberapa aplikasi seperti e-perpusnas dan perpus Jakarta. Selama buku yang kucari ada bentuk e-booknya, aku lebih milih baca e-booknya saja,” ujar perempuan yang kerap disapa Gina itu.

Ditanya soal kenyamanan, Gina mengaku lebih suka membaca menggunakan buku cetak. Menurut Gina, buku cetak lebih ramah cahaya alias nggak radiasi dan tulisannya lebih besar sehingga mudah dibaca ketimbang e-book.

Sebagai pembaca, Gina juga berpendapat kalau buku cetak masih diperlukan karena baginya sebuah buku lebih autentik dalam bentuk fisik daripada digital. “Bentuk cetaknya tetap harus ada, di samping bentuk digital juga dijual secara legal,” tandasnya.

Nah berbeda dengan Erinda dan Gina, ada Reyuni Adelina, mahasiswi di Semarang yang justru mengaku nggak suka membaca buku dalam bentuk digital. Dia lebih nyaman membaca buku cetak. Karena itulah, hingga saat ini dia punya kurang lebih 150 buku bacaan yang dikoleksi sejak berkuliah.

“Dulu saat SMA memang lebih sering pakai e-book, tapi ternyata minus mataku bertambah drastis, akhirnya aku berhenti baca e-book dan milih buku cetak saja,” jelas perempuan yang akrab disapa Reyuni itu.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada sensasi yang berbeda kalau membaca buku cetak. Selain nggak bikin mata cepat lelah dan ukuran tulisannya lebih besar, Reyuni juga merasa ada kepuasan tersendiri jika dirinya memiliki dan bisa membaca langsung versi cetak tersebut.

Untuk memuaskan hobi membaca itulah, Reyuni juga selalu membawa buku bacaannya ke mana saja termasuk saat bepergian. Dia nggak merasa repot harus membawa buku cetak yang tentunya memerlukan ruang tambahan.

“Aku selalu bawa buku kalo bepergian. Nggak ngerasa ribet sih karena aku bawa ransel dan udah terbiasa dari dulu,” imbuhnya.

Yap, kini membaca buku semakin mudah ya, Millens. Buku cetak atau pun e-book, itu hanya soal selera. Satu hal yang terpenting yakni selalu membaca untuk menambah wawasan. (Verawati Meidiana/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: