Inibaru.id - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah meminta kadernya agar bersikap netral aktif dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) 2024.
"Khusus untuk warga LDII sendiri, kami punya moto netral aktif tidak memihak kepada salah satu kontestan atau calon. Tapi kami mengimbau agar seluruh warga LDII ikut serta dalam pemilihan dan menggunakan hak suara dengan bijak. Suara kita penting untuk masa depan bangsa, kemudian aktif itu warga LDII dilarang untuk golput," kata Ketua DPW LDII Jateng, Prof Dr Singgih Tri Sulistiyono dalam kegiatan Webinar Silaturahim Kebangsaan Jilid IV LDII Jateng, Minggu (27/10).
Dia menyebut bahwa sikap netral ditunjukkan sebagai lembaga dakwah harus memberikan pelayanan kepada semua segmen masyarakat.
"Karena kami merasa sebagai lembaga dakwah yang harus memberikan pelayanan kepada semua segmen masyarakat," ungkapnya.
Bila nantinya kemudian menjadi partisan, bergabung, atau menjadi "underbow" dari kekuatan politik, LDII tidak akan bisa melayani seluruh lapisan masyarakat.
"Sebagai warga negara yang baik harus menyalurkan aspirasi sesuai dengan pandangan-pandangan secara personal yang merupakan hak politik setiap warga," ujarnya.
Singgih menegaskan bahwa prinsip netral aktif dalam penyelenggaraan pesta demokrasi merupakan kebijakan dari pusat, yakni DPP LDII.
"Itu merupakan kebijakan dari DPP LDII. Kami sebagai DPW tinggal memberikan sosialisasi pada pimpinan DPD dan warga LDII di Jateng," jelasnya.
Menjaga Persatuan Bangsa
Ditanya jumlah kader LDII di Jateng, sejauh ini pihaknya tidak mendata warga LDII, namun sebagai perkiraan saat ini LDII membina sekitar ribuan masjid dan mushola. "Kami tidak tahu jumlah kader, tapi ada 1.450 masjid dan mushola di wilayah tersebut," ujarnya.
Terkait peran media massa, menurut Prof Singgih sangat penting dalam turut andil menjaga persatuan bangsa dan negara. Sebab, media massa menjadi literasi kerukunan untuk mencegah perpecahan. Termasuk kolaborasi media massa dengan ormas, dalam hal ini LDII untuk berkontribusi nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
”Apalagi dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, maka dalam hal ini ormas Islam pun harus meresponnya dengan sikap yang adaptif dan mampu menghadapi dan menyiasati kondisi yang ada, sehingga tetap diterima dan dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.
Wakil Ketua LDII Jateng Sunardi Joko Santoso mengatakan lewat silaturrahim, menurutnya, akan menimbulkan saling toleransi. Termasuk menjelang Pilkada, sudah tentu dengan menjaga perbedaan.
"Maka momen ini sangat penting dalam menjaga persatuan bangsa dan negara. Termasuk menjaga kerukunan umat beragama. Sebab, ada sekelompok orang atau individu yang merasa benar sendiri dengan pendapat-pendapatnya, yang dapat memunculkan konflik,” tandas Sunardi Joko Santoso. (Danny Adriadhi Utama/E10)