BerandaHits
Jumat, 9 Jan 2025 17:00

Kritik dan Saran Warga Luar Kota Tentang BRT Trans Semarang

Sejumlah warga luar kota memberikan pendapatnya tentang BRT Trans Semarang. (Dok. BRT Trans Semarang)

Banyak warga luar kota yang senang dengan keberadaan BRT Trans Semarang. Tapi, ada sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan agar transportasi umum ini terus diminati pengguna.

Inibaru.id – Sudah dua tahun Inge tinggal di Kota Semarang. Tempat tinggalnya bahkan hanya berjarak kurang dari 100 meter dari halte BRT Trans Semarang. Tapi, dia mengaku sangat jarang memakai transportasi umum Kota Semarang tersebut meski sama sekali nggak punya sepeda motor.

Perempuan yang bekerja di sebuah lembaga asing di Kota Semarang ini mengaku pernah mencoba naik BRT Trans Semarang sebelumnya untuk mencapai sebuah pusat perbelanjaan modern di dekat Balai Kota Semarang. Tapi, setelah itu, dia nggak lagi melakukannya.

Padahal, saat pulang kampung di Jakarta, dia rutin memakai transportasi umum baik itu Trans Jakarta, kereta commuter, LRT, atau MRT. Lantas, apa yang bikin dia kurang berkenan memakai BRT Trans Semarang, ya?

“Haltenya beda banget dengan halte Trans Jakarta. Entah mengapa rasanya kaya kurang aman aja. Apalagi terkadang ada yang sudah berkarat atau bolong-bolong. Pas dulu sekali nyoba naik BRT juga interior busnya seperti kurang terawat jadi bikin kurang nyaman. Sayang banget padahal busnya bisa menjangkau banyak tempat di Kota Semarang,” ucapnya pada Kamis (9/1/2025).

Apa yang diungkap Inge diamini oleh Asri, salah seorang mahasiswi tingkat akhir Universitas Diponegoro yang berasal dari Bogor. Dia mengaku awalnya cukup sering memakai BRT Trans Semarang sampai hapal dengan rute perjalanan dan di mana lokasi transit untuk berganti rute. Tapi, lambat laun dia mengaku nggak nyaman memakainya.

Perlu perbaikan di berbagai sisi agar Trans Semarang terus bikin nyaman penumpang. (Radarkudus/Intan Maylani Sabrina)

“Rasanya sekarang bagian interiornya seperti nggak dirawat dengan baik. Banyaknya iklan di jendela bus juga bikin aku sulit melihat ke luar dengan leluasa. Hal ini bikin sering merasa pusing pas naik. Jadi sekarang jarang banget memakainya kecuali untuk jarak yang nggak begitu jauh dan nggak perlu transit,” terangnya.

Beda dengan Asri yang kini lebih sering memakai ojek daring, rekan satu kampusnya Nisa masih betah memakai BRT Trans Semarang. Alasannya tentu saja karena rutenya yang bisa menjangkau banyak tempat. Dia pun bisa ke mana-mana sepuasnya.

Lebih dari itu, karena masih berstatus mahasiswa, Nisa pun hanya perlu membayar Rp1.000 sekali jalan. Baginya, hal ini bisa bikin dia jauh lebih berhemat dibandingkan dengan mengandalkan ojek daring yang harga jasanya bisa lebih mahal berkali-kali lipat.

“Kalau mau ke Halte Balai Kota misalnya, aku perlu transit 2 kali. Tapi nggak apa-apa karena cuma habis Rp1.000. Terkadang aku juga main ke temanku yang kuliah di Unnes. Tapi karena rutenya memutar agak jauh dan terkadang nunggu busnya cukup lama, aku perlu nyiapin waktu agar cukup melakukan perjalanan,” terangnya.

Yap, di tengah banyaknya pujian atas operasional BRT Trans Semarang yang mampu mengangkut lebih dari 6,5 juta penumpang pada 2022 lalu, terdapat beberapa hal yang masih perlu dibenahi. Semoga saja kritik dari tiga warga luar kota yang pernah atau masih memakai transportasi umum ini bisa jadi acuan untuk pembenahan agar BRT Trans Semarang ini bisa semakin baik ya, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025