BerandaHits
Selasa, 5 Agu 2024 18:00

Kita Nyetir di Lajur Kiri, Kenapa Warga AS di Lajur Kanan?

Indonesia masuk dalam golongan left-driving country. (Wuling)

Kepikiran nggak mengapa dunia ini nggak menerapkan lajur berkendara yang sama saja? Ternyata, ada alasan yang bikin suatu negara yang memakai aturan nyetir di lajur kiri atau di lajur kanan. Apa ya alasannya?

Inibaru.id – Ada banyak cara untuk mengelompokkan negara-negara di dunia ini. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan berdasarkan di lajur jalan mana warganya berkendara. Nah, khusus untuk Indonesia, kita masuk dalam golongan left-driving country bersama dengan Inggris, Malaysia, India, Australia, Jepang, dan lain sebagainya.

Karena berkendara di lajur kiri, otomatis setir mobil di Indonesia ada di sebelah kanan. Hal ini berkebalikan dengan mobil yang ada di right-driving country seperti sebagian besar negara Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan yang dilengkapi dengan setir di sebelah kiri.

Perbedaan lajur berkendara ini memang seperti hal yang normal ya, Millens? Tapi, pernah terpikir nggak mengapa kita nggak berkendara di satu lajur yang sama saja di seluruh dunia? Nah, untuk mengetahui alasan mengapa hal ini nggak bisa terjadi, kita pelajari dulu sejarahnya, yuk!

Manusia sudah menetapkan lajur berkendara sejak masa Romawi Kuno. Kala itu, mereka memutuskan untuk berkendara di lajur kiri, mirip seperti kita sekarang. Tapi, kendaraan yang mereka gunakan kala itu adalah kuda.

Mengapa kiri? Alasannya gara-gara sebagian besar manusia saat itu adalah right-handed alias dominan tangan kanan. Hal ini membuat mereka pun terbiasa naik kuda dari sisi kiri.

Di sebagian besar negara Eropa dan Amerika, setir mobil ada di kiri dan kendaraan melaju di lajur kanan. (artikel.news)

Biar pas naik atau turun kuda nggak mengganggu orang yang sudah berkendara dengan kuda di jalanan, maka mereka pun membuat lokasi di mana mereka naik turun kuda, yaitu sisi kiri, sebagai lajur berkendaranya. Jika lajurnya di kanan, tentu orang yang sudah menunggang kuda akan terganggu dengan orang yang naik turun kuda di tengah jalan, bukan?

Lebih dari itu, lajur kiri memudahkan para petarung yang memegang dengan tangan kanan untuk mengeluarkan pedang sembari naik kuda.

Lantas, kenapa kemudian ada yang berpindah di kanan? Semua gara-gara pemimpin Prancis Napoleon Bonaparte yang menguasai sebagian Eropa pada awal abad ke-19. Dia seorang kidal dan tentu bakal lebih nyaman berkuda di jalur kanan, kebalikan dengan orang right-handed.

Napoleon pun membuat aturan yang isinya adalah meminta semua lajur berkendara di Eropa dibalik. Hampir semua wilayah menyanggupinya, kecuali Inggris yang menganggap perintah ini sebagai sesuatu yang konyol.

Prancis pun meneruskan aturan ini ke koloni-koloninya di belahan dunia lain. Hal serupa dilakukan Inggris di koloninya seperti Malaysia, India, Australia, dan meski nggak lama menjajah Indonesia, juga menerapkan aturan serupa.

Meski Belanda lebih lama menjajah Indonesia dan mengikuti aturan Napoleon yang menerapkan aturan berkendara di lajur kanan, pemerintah Hindia Belanda ternyata memilih untuk tetap memakai aturan berkendara di lajur kiri. Aturan ini pun tetap diterapkan hingga sekarang.

Ternyata itu alasan mengapa kita nyetir di lajur kiri sementara negara-negara Eropa dan AS nyetir di lajur kanan. Kalau kamu, pernah berkendara di dua jenis lajur ini nggak, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: