BerandaHits
Sabtu, 10 Jan 2025 15:57

Kisah Warga San Cristobal de La Casas yang Kehilangan Sumber Air Bersih Karena Diambil Perusahaan Kola

Warga San Cristobal de la Casas kehilangan sumber air bersih karena habis dikeruk perusahaan pembuat minuman kola. (Al Jazeera/Peter Yeung)

Jutaan liter tiap hari mengalir ke sejumlah pabrik perusahaan pembuat minuman kola di San Cristobal de la Casas, Meksiko. Tapi, warga setempat justru kesulitan mengakses sumber air bersih. Apa yang terjadi?

Inibaru.id – Bagi orang Indonesia, nama Kota San Cristobal de la Casas yang ada di Negara Bagian Chiapas, Meksiko, mungkin nggak begitu dikenal. Namun, kisah yang dialami warga kota yang berjarak lebih dari 900 kilometer dari Ibu Kota Mexico City ini mungkin bisa jadi pelajaran bagi siapa saja tentang pentingnya menjaga sumber air bersih.

Memiliki luas wilayah 394 kilometer persegi, San Cristobal de La Casas dihuni oleh lebih dari 215 ribu penduduk per sensus 2020. Kota ini cukup padat karena per kilometer perseginya dihuni oleh 5.200 orang. Sayangnya, di balik kepadatan penduduk di kota ini, ada masalah besar yang sedang mereka alami, yaitu sulitnya mendapatkan air bersih. Pasalnya, sumber air bersih kota justru dipakai oleh perusahaan pembuat minuman kola.

Kalau menurut laporan Al Jazeera, Rabu (8/1/2025), 1 dari 3 warga San Cristobal de La Casas kini nggak punya akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, banyak yang baru bisa mendapatkan aliran air 3 jam saja setiap 2 hari. Hal ini sangat kontras dengan perusahaan pembuat minuman kola yang mampu menggunakan lebih dari 1,1 juta liter air per hari untuk keperluan produksi.

Memang, keberadaan pembuat minuman kola ini memberikan kompensasi berupa gratisnya minuman tersebut di seantero kota. Kombinasi dari hal ini dengan langkanya sumber air bersih pun bikin warga San Cristobal de la Casas jadi peminum kola tertinggi di dunia. Rata-rata dalam setiap tahun, satu orang warga kota ini meminum 684 liter kola!

Salah satu dari beberapa perusahaan pembuat minuman kola di San Cristobal de la Casas. (Al Jazeera/Peter Yeung)

Kok bisa sih perusahaan pembuat minuman kola butuh air sebanyak itu sampai bikin sumber air bersih jadi langka? Usut punya usut, untk membuat 1 botol minuman kola dengan ukuran 1 liter, bakal membutuhkan 70 liter air. Sayangnya, perusahaan pembuat kola ini hanya membayar 155 Dollar AS untuk setiap izin penggunaan air bersih tersebut. Kontras banget ya dengan dampak buruk yang dihasilkan?

“Air mengalir ke banyak perusahaan, termasuk perusahaan pembuat minuman kola. Tapi nggak mengalir ke masyarakat,” ucap salah satu anggota Cantaro Azul, lembaga untuk membantu warga Chiapas mendapatkan air bersih, Fermin Reygadas.

Saking parahnya krisis air di sana, warga bisa mencari air jauh di kawasan pinggiran dengan cara berkendara selama 30 menit. Di sumber air yang juga harus jadi rebutan dengan warga lainnya inilah, mereka mendapatkan air untuk minum, bersih-bersih, dan mandi.

“Peusahaan mengambil air terlalu banyak. Padahal kita sangat membutuhkannya. Saking prahnya, banyak orang ke tempat kerja nggak mandi gara-gara hal ini. Kalaupun ada air mengalir, sudah tercemar dan nggak layak dikonsumsi,” keluh salah seorang warga benama Ismail Jimenez.

Yap, apa yang terjadi di San Cristobal de la Casas jadi pelajaran bagi tempat-tempat lain di dunia. Jika kita masih punya sumber air bersih, sebaiknya dijaga sebaik-baiknya, ya, Millens.

Kalau bisa, pemerintah juga nggak asal ngasih izin ke perusahaan yang berpotensi bikin sumber daya alam yang dibutuhkan orang banyak jadi rusak. Sebelum semuanya jadi serba sulit dicari seperti yang sudah terjadi di sana. Setuju? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: