BerandaHits
Senin, 2 Mei 2021 09:20

Kayu Bajakah Dipercaya Mampu Sembuhkan Kanker; Ampuh, tapi Mematikan!

Kayu bajakah diklaim dapat menyembuhkan kanker. (Suaranasional)

Tiga siswa Sekolah Menengah Atas asal Indonesia berhasil menyabet medali emas di Korea Selatan berkat kayu bajakah. Kayu asli Kalimantan ini diklaim dapat menyembuhkan kanker, salah satu penyakit paling mematikan di dunia yang belum ada obatnya. Sayangnya, jenis kayu ini ada 200 dan nggak semuanya aman. Ada kayu bajakah yang mengandung racun.

Inibaru.id – Setelah tiga siswa Sekolah Menengah Atas asal Indonesia meraih medali emas pada ajang World Invention Creativity Olympic di Seoul, Korea Selatan, pada Juli 2019 silam, kayu bajakah meraih popularitasnya. Dalam penelitian mereka, kayu bajakah dapat mengobati kanker pada tikus. Orang kemudian berbondong-bondong memburu kayu bajakah untuk mengobati penyakit mematikan ini.

Klaim ini diduga karena kayu bajakah mengandung senyawa alami yaitu flavonoid dan saponin yang bersifat antikanker. Meski masih butuh penelitian lebih lanjut, orang-orang kadung percaya dan berharap banyak pada kayu asal Kalimantan ini. Banyak juga yang memperjualbelikannya baik offline maupun online.

Manfaat Kayu Bajakah

Dari penelitian yang sudah dilakukan, kayu bajakah mengandung banyak manfaat, di antaranya:

Menangkal Radikal Bebas

Kayu bajakah mengandung senyawa fenolik yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Selain bisa menangkal efek radikal bebas, antioksidan juga penting dalam penyembuhan penyakit degeneratif, misalnya diabetes, kerusakan hati, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.

Mencegah Infeksi Bakteri

Ekstrak kayu bajakah juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah infeksi bakteri, khususnya Escherichia coli. Diduga karena kandungan senyawa alami seperti flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Ilustrasi luka. (Thinkstock via Kompas)

Punya luka yang nggak kunjung sembuh? Kayu bajakah mungkin bisa digunakan. Kandungan saponin dan tannin diduga bisa merangsang pembentukan pembuluh darah baru pada luka. Hal ini memungkinkan penyembuhan luka menjadi lebih cepat dan menghentikan perdarahan pada luka.

Jika dari kandungannya, kayu ini memang mempunyai potensi untuk kesehatan tubuh. Tapi, demi keamanan, klaim manfaat kayu bajakah untuk mengobati kanker ataupun penyakit lainnya masih harus diteliti dan diuji lebih lanjut.

Pemanfaatan kayu bajakah sebagai bahan pengobatan utama untuk kanker masih terlalu dini dan berisiko untuk dilakukan, Millens. Untuk pengobatan kanker, sebaiknya mengikuti anjuran dokter. Apalagi, kayu ini nggak semuanya bisa dipakai. Pasalnya, ada jenis kayu bajakah tuba yang beracun. Nah lo!

Bajakah Beracun

Kamu harus jeli ketika membeli bajakah. (Infonongol)

Eh, kamu tahu nggak Millens kalau kayu bajakah bukan hanya satu jenis? Ada 200 jenis kayu bajakah dan nggak semuanya aman. Kamu harus berhati-hati pada kayu bajakah tuba karena mengandung racun. Serbuk akar bajakah tuba ini sering dipakai nelayan untuk menangkap ikan. Duh, kebayang kan jika dikonsumsi manusia?

Karena itu, kamu harus tahu cara membedakan bajakah yang sering dijadikan obat dan yang beracun. Pada bajakah untuk obat, guratan pada bagian dekat akar terlihat jelas, sementara bajakah beracun lebih halus. Jika kulit akar juga lengket pada bagian akar, kamu harus berhati-hati karena mengandung racun. Bajakah beracun sulit dikerik sedangkan yang untuk obat sangat mudah.

Dilarang Keluar Kalimantan

Pada 2019 lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah telah mengeluarkan surat edaran yang disebar ke semua jasa pengiriman. Isinya melarang pengiriman kayu bajakah keluar dari Kalimantan Tengah. Hal ini untuk mencegah eksploitasi besar-besaran kayu bajakah yang dilakukan oknum dan merusak habitat.

Semenjak viral sebagai obat kanker, banyak orang yang keluar masuk hutan untuk mencari batang kayu ini. Karena itu, dikhawatirkan kawasan hutan akan rusak. Selain itu, belum tentu juga yang diambil adalah bajakah yang “aman”.

Kalau kamu berniat membeli kayu bajakah untuk pengobatan tradisional, sebaiknya berhati-hati ya, Millens. (Kom,Alo,Int/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: