BerandaHits
Kamis, 23 Agu 2017 18:41

Kalau Palangkaraya Nggak Cocok, Daerah Ini Bisa Jadi Pengganti Ibukota Negara

Desain kota marina modern di Korea Selatan. (Foto: inhabitat.com)

Palangkaraya ternyata tak termasuk dalam hitungan pengganti ibukota negara karena lokasinya dikelilingi daratan.

Inibaru.id - Menyikapi kemungkinan dipindahnya Ibukota Negara dari Jakarta membuat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat suatu kajian kriteria kota “ideal” tersebut. ITS menyebutkan, setidaknya ada tiga hal yang harus dimiliki Ibukota Negara.

Pertama, harus kota marina. Mengapa? Kota Marina ini mencerminkan karakter yang kuat akan ciri negara kepulauan (archipelago capital city) atau negara maritime. Kedua, kota ini mampu mengakomodasi kegiatan inti dan menyebarkan kegiatan pendukungnya mengikuti potensi masing-masing daerah. Terakhir, koneksi antara kota inti dan pendukung akan efisien dan efektif jika dilakukan dengan pemanfaatan berbasis iptek.

Merujuk tiga kriteria itu, Palangkaraya yang sempat digadang Pemerintah sebagai pengganti Jakarta jelas tidak termasuk hitungan karena lokasinya yang dikelilingi daratan.

“Selain itu, misalkan bandara diubah jadi bandara internasional butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sementara, fiber optic backbond di sana (Palangkaraya) juga tak ada,” tegas Rektor ITS Prof Joni Hermana dalam konferensi pers hasil kajian mengenai "Pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Kota Lain" di ITS, Kamis (17/8/2017).

Joni mengusulkan, lokasi Ibukota sebaiknya mencirikan Archipelago Capital City yang memanfaatkan potensi marina, bukan pedalaman. Kemudian untuk mengatasi ketimpangan Indonesia bagian barat dengan bagian timur, lokasi ibukota harus berada relatif di wilayah tengah Indonesia.

“Kajian yang dilakukan tim Geofisika ITS, titik tengah Indonesia berada di antara Kaltim dan Sulteng,” papar Joni lagi.

Kemudian, kriteria lain pemilihan ibukota baru yang diusulkan ITS adalah mempertimbangkan jalur fiber optic backbond nasional, pembatasan variansi kegiatan di dalam ibukota baru, serta mengubah filosofi Indonesia dari Jawa based menjadi negara kepulauan.

Konurbasi

Di lain pihak, Joni juga sepakat bahwa Jakarta memang sudah tidak layak menjadi ibukota. Selain tidak aman sedari semula ditunjuk sebagai ibukota kala Indonesia merdeka, pembangunan kota Jakarta juga bersifat konurbasi.

”Artinya, terjadi kecenderungan kota yang menyebabkan daerah sekitar bergantung ke Jakarta dan tereksploitasi,” jelasnya.

Kemudian dalam perspektif negara kepulauan, lanjut Joni, ketimpangan pembangunan sangatlah terlihat. Tercatat 81 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indonesia tahun 2015 dikuasai oleh Pulau Jawa dan Sumatera.

Pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat tersebut mengarah pada pembangunan berbasis ke daerah, bukan maritim.

 “Padahal pemerintah Indonesia sekarang ingin mengembangkan pembangunan ekonomi berdasarkan kemaritiman sebagai soko gurunya,” ulas guru besar Teknik Lingkungan.

Selain hal tersebut, kondisi Jakarta memperlihatkan tingkat perkembangan kota yang mengkhawatirkan dan mengganggu kinerja pejabat tinggi dalam mengelola negara, misalnya saja masalah kemacetan.

“Di Jakarta bila Hari Buruh saja, itu sudah macet parah,” ungkapnya.

Sementara, pakar arsitektur ITS Prof Johan Silas mengatakan, hasil kajian yang sedikitnya dilakukan oleh tim dosen dari multidisiplin ilmu di ITS tersebut memang belum disampaikan ke pemerintah.

“Kita masih menunggu respon dan masukan dari masyarakat terlebih dahulu, oleh karenanya kita paparkan dulu dalam jumpa pers ini,” pungkas Johan Silas yang juga sebagai anggota senior di tim kajian. (GIL/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: