BerandaHits
Jumat, 7 Des 2023 17:17

Jangan Panik! Mycoplasma Lebih Ringan Dibanding Covid-19

Tingkat fatalitas lebih rendah dibanding Covid-19. (Coldag)

Tingkat keparahan maupun kematian akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah, hanya 0,5 hingga 2 persen. Itu pun hanya bahaya pada mereka dengan komorbiditas. Karena itu, masyarakat diharap untuk nggak panik.

Inibaru.id - Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan penyakit pnemonia yang disebabkan bakteri Mycoplasma pneumonie yang merebak di Tiongkok. Pasalnya banyak kabar beredar bahwa penyakit ini sama dengan Covid-19 yang telah menewaskan jutaan orang di dunia.

Ternyata hal ini nggak benar, Millens. Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo, Nastiti Kaswandani menekankan bahwa tingkat fatalitas dan keparahan akibat bakteri Mycoplasma pneumoniae lebih rendah dibandingkan dengan Covid 19.

"Jika dibandingkan dengan Covid 19, tingkat keparahan maupun kematian akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah, hanya 0,5 hingga 2 persen, dan itu pun pada mereka dengan komorbiditas," kata dr. Nastiti.

Karena itu, pneumonia akibat bakteri mycoplasma sering disebut sebagai walking pneumonia. Istilah ini merujuk pada gejala yang cenderung ringan, memungkinkan pasien untuk mendapatkan perawatan rawat jalan tanpa perlu rawat inap di rumah sakit.

"Anak-anak dalam kondisi baik, sehingga sebagian besar kasus dapat dirawat jalan dengan memberikan obat secara oral, dan anak-anak bisa sembuh sendiri," tambahnya.

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk kembali mengenakan masker. (Shutterstock)

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Paru di RSUP Persahabatan, Prof Erlina Burhan menjelaskan bahwa pneumonia akibat bakteri mycoplasma bukan penyakit baru. Meskipun ditemukan sejak tahun 1930-an, bakteri ini baru-baru ini menarik perhatian global karena diduga menjadi penyebab kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa, terutama menyerang anak-anak.

Prof Erlina menekankan bahwa pengobatan untuk Mycoplasma pneumoniae dapat dengan mudah ditemukan di puskesmas dan tersedia melalui BPJS.

"Masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ada di Indonesia," ungkapnya.

Prof Erlina menyoroti pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai kunci utama pencegahan. Selain itu, dia menyarankan agar masyarakat mengikuti pedoman kesehatan yang direkomendasikan oleh WHO dan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), seperti vaksinasi, menjaga jarak, tidak bepergian saat sakit, mengenakan masker, memastikan ventilasi baik, dan rajin mencuci tangan.

"Kewaspadaan dan penerapan PHBS adalah hal yang paling penting saat ini, dan tidak perlu panik," pesannya.

Tuh kan nggak perlu khawatir berlebihan. Yang penting tetap terapkan pola hidup sehat dan kenakan masker jika keluar rumah. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: