BerandaHits
Jumat, 4 Mar 2021 11:30

Jalur Kereta Api di Sulawesi; Kaya Sejarah Meski Sempat Terbengkalai

Ilustrasi - Sulawei ternyata punya sejarah panjang dengan jalur kereta api. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Jalur kereta api di Sulawesi bukanlah hal baru. Sebelum Indonesia merdeka, Hindia Belanda sudah pernah membangun jalur kereta. Bahkan Jepang juga pernah mengerjakan proyek jalur kereta api di sana.<br>

Inibaru.id - Jalur kereta api di Sulawesi sudah hampir jadi dan akan beroperasi mulai April 2021. Hal ini tentu jadi sejarah baru mengingat selama ini Sulawesi nggak dikenal dengan jalur kereta apinya. Hanya, kamu tahu nggak kalau di masa sebelum kemerdekaan, Sulawesi sebenarnya juga sudah memiliki jalur kereta api aktif?

Pada 2015, pemerintah memutuskan untuk mengerjakan proyek jalur kereta api Trans-Sulawesi tahap pertama. Nah, proyek tahap kedua diperkirakan akan selesai pada Juni 2021. Kini, Sulawesi jadi pulau ketiga di Indonesia yang memiliki jalur kereta api aktif selain Jawa dan Sumatera.

Meski rel kereta seakan-akan menjadi hal baru di sana, sejarah kereta api di Sulawesi ternyata sudah ada sejak 1922, lo. Di tahun itulah untuk kali pertama rel kereta api dipasang. Panjangnya mencapai 47 kilometer, tepatnya dari Takalar sampai Makassar. Hanya, pengoperasian keretanya baru dilakukan pada 1 Juli 1923.

Peresmian pembukaan jalur kereta api di Makassar. (TropenMuseum)<br>

Kala itu, kereta api dikelola oleh Staatstramwegen op Celebes (STC) atau yang juga dikenal dengan Staatstramwegen in Zuid-West Celebes. Perusahaan ini adalah divisi dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS).

Setelah peresmian trayek tadi, STC sebetulnya hendak membangun trayek Makassar, Maros, dan Tanete. Sayangnya, proyek tersebut tertunda karena alasan biaya dan penghematan. Akhirnya, hanya trayek pertama saja yang beroperasi.

Masalahnya, trayek Takalar - Makassar dinilai kurang menguntungkan karena berada di tepi pantai. Mereka kalah saing dengan kapal dan perahu yang ongkosnya lebih murah. Selain itu, masyarakat juga banyak yang memilih naik truk atau cikar.

Jepang Juga Ikut Berperan dalam Sejarah Kereta Api Sulawesi

Nggak hanya Hindia Belanda, ternyata Jepang juga pernah bikin jalur kereta di sini. Hal ini diungkap oleh media Negeri Matahari Terbit, TrafficNews. Pengelolanya adalah perusahaan kereta api swasta Keisei Railway yang memang diberi mandat oleh Pemerintah Jepang mengurus jalur kereta di Sulawesi.

Stasiun Pasarbutung pada 1924.(Tropen Museum)<br>

Rel kereta api yang dipasang di Sulawesi dibawa langsung oleh dari Jepang. Banyak warga lokal yang mengira rel-rel tersebut adalah bekas rel yang ada di Jawa. Padahal, hal itu nggak benar. Nah, di Sulawesi, Jepang ingin membangun jalur kereta sepanjang 77 km. Membentang dari utara ke selatan Makasar.

Karena Jepang juga disibukkan dengan Perang Dunia II, pembangunan juga dilakukan dengan serba mendesak. Nah, masalah berlangsung pada pembebasan lahan. Total, hanya 59 km dari 77 km yang bisa dibebaskan. Meski begitu, 4.700 pekerja tetap dilibatkan untuk proyek yang selesai pada Agustus 1944 ini.

Usai membuat proyek di Sulawesi, Keisei kemudian diminta untuk membangun jalur kereta di Kalimantan Selatan mulai November 1944. Sayangnya, proyek ambisius ini terhenti gara-gara Jepang kalah perang dan harus angkat kaki usai Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Sejak saat itulah, jalur kereta api jadi terbengkalai di Sulawesi puluhan tahun lamanya.

Nggak nyangka, ya Millens. Ternyata jalur kereta di Sulawesi bukanlah hal baru. Semoga saja jalur kereta yang baru bisa memberikan banyak manfaat di sana. (Goo/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ganti Karangan Bunga dengan Tanaman Hidup, Imbauan Bupati Temanggung Terpilih

19 Feb 2025

Perjalanan Kasus Korupsi Wali Kota Semarang sebelum Resmi Jadi Tersangka KPK

20 Feb 2025

Tiongkok Buka Lowongan 'Pasukan Pertahanan Planet': Cegah Asteroid Hantam Bumi

20 Feb 2025

Mudik Gasik, Kebiasaan Unik Warga Kampung Satai di Boyolali Sambut Sadranan

20 Feb 2025

Operasi Pasar GPM Digelar Pemerintah Jelang dan Selama Ramadan 2025

20 Feb 2025

'Kabur Aja Dulu' adalah Autokritik untuk Kebijakan yang Lebih Baik

20 Feb 2025

Profil Sukatani, Band Purbalingga yang Tarik Lagu karena Dianggap Singgung Polisi

21 Feb 2025

Tidak Ada Lagi Subsidi BBM pada 2027, Klaim Luhut Binsar Pandjaitan

21 Feb 2025

Mengapa Huruf N pada Tulisan Nutella Berwarna Hitam?

21 Feb 2025

Polda Jateng Gelar Ramp Check di Mangkang: Uji Emisi dan Cek Fasilitas Keselamatan

21 Feb 2025

Di Masjid Sheikh Zayed Solo Kamu juga Bisa Cari Jodoh!

21 Feb 2025

Serunya Menonton Pesawat Lepas Landas dan Mendarat di Gardu Pandang YIA Kulon Progo

21 Feb 2025

UMKM Perlu Prioritaskan Pajak dan Legalitas untuk Hindari Risiko Kerugian

21 Feb 2025

Faceless Content: Solusi bagi Introvert yang Ingin Menjadi Kreator

21 Feb 2025

Cuaca Ekstrem Sepekan Terakhir, Banjir di Demak Meluas hingga Tiga Kecamatan

8 Feb 2025

Mi Ayam Pak Teguh; Kuliner Legendaris di Semarang yang Hanya Buka Tiga Hari Sepekan

8 Feb 2025

Tiada Lagi Hallyu Wave di Penghargan Grammy, BTS Belum Terganti?

8 Feb 2025

Tiga Bulan Terendam Banjir, Warga Sayung Mulai Harapkan Bantuan

8 Feb 2025

Jeda Empat Tahun, Komik 'Yotsuba' Seri ke-16 akan Dirilis pada 26 Februari 2025

8 Feb 2025

Berkat Gas Rawa, Warga Grobogan Tetap Tenang saat Elpiji Langka

8 Feb 2025