BerandaHits
Jumat, 10 Agu 2017 13:58

Indonesia Kembali Perluas Maritim di Utara Laut Halmahera

Maritim Indonesia. (Foto: Goriau.com)

Indonesia berhasil menambah wilayah perairannya hingga mencapai sekitar 100 mil laut sebagai bentuk konsekuensi atas sengketa perbatasan yang sebelumnya terjadi antara Tiongkok dengan Filipina.

Inibaru.id - Indonesia berhasil menambah wilayah perairannya hingga mencapai sekitar 100 mil laut sebagai bentuk konsekuensi atas sengketa perbatasan yang sebelumnya terjadi antara Tiongkok dengan Filipina.

Penambahan wilayah ini berlokasi di perairan bagian utara Laut Halmahera hingga ke arah Palau, negara kepulauan di Samudera Pasifik.

Sebagaimana dilansir dari BBC, penambahan wilayah ini merujuk pada putusan Mahkamah Arbitrase Internasional pada Juli 2016 silam terkait sengketa perbatasan antara Tiongkok dan Filipina.

Putusan Arbitrase Internasional menyebutkan suatu negara tak dapat menjadikan pulau kecil tak berpenghuni atau pulau minim berpenghuni sebagai dasar klaim hak landas kontinen.

“Jadi Palau hanya berhak memiliki 12 mil laut. Garis batas mereka mundur, sedangkan Indonesia maju, terang Arif Havas Oegroseno, Deputi I Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Baca juga:
Lagi, Kapal Tongkang Batubara Rusak Terumbu Karang Karimunjawa
Indonesia Teriakkan Perlindungan Bagi Nelayan Kecil Hingga Kancah Internasional

Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa saat ini sejumlah pihak tengah memperjuangkan perluasan di wilayah selatan Sumba dan utara Papua. Ia memastikan Indonesia akan terus berkomunikasi dengan PBB secara komprehensif.

“Komunikasi ini setidaknya sudah berjalan dua tahun untuk wilayah utara Papua, dan sekitar 1,5 tahun untuk wilayah selatan Sumba,” tambahnya.

Sebelumnya, PBB memberikan hak atas perairan seluas sekitar 4.000 kilometer persegi kepada Indonesia. Pemerintah menyebut perairan seluas Pulau Madura yang terletak di bagian barat Aceh itu memiliki cadangan mineral.

Diperjuangkan sejak 2009, setidaknya diperlukan waktu kurang lebih delapan tahun untuk memperjuangkan wilayah tersebut sebelum bisa dipastikan menjadi hak milik Indonesia.

Keputusan PBB itu menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang landas kontinen di luar 200 mil laut zona ekonomi ekslusif.

Laut Natuna Utara

Sementara itu, pemerintah Indonesia sebelumnya telah meresmikan nama Laut Natuna Utara untuk perairan di sisi utara Kabupaten Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Namun, penamaan itu diklaim tidak berkaitan dengan sengketa kawasan akibat klaim Cina tentang wilayah perikanan tradisional.

Baca juga:
Hebat, Kelompok Pelestari Terumbu Karang di Banyuwangi Dihargai Kalpataru
Inspiratif! Kepala Desa Jember Ini Jadi Pembicara di PBB

Arif Havas memastikan, pemerintah memilih nama ini berdasarkan penamaan yang telah lebih dulu digunakan industri migas untuk perairan tersebut.

Saat Presiden Joko Widodo mengunjungi Natuna pada 2016, Kementerian ESDM menyebut di perairan itu terdapat 16 blok migas, lima di antaranya telah mencapai tahap eksploitasi.

"Selama ini sudah ada sejumlah kegiatan migas dengan menggunakan nama Natuna Utara dan Natuna Selatan. Supaya ada satu kejelasan dan kesamaan dengan landas kontinen, tim nasional sepakat menamakan kolom air itu sebagai Laut Natuna Utara," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/7).

Arif menuturkan, proses penamaan yang dikerjakan lintas kementerian dan lembaga itu sesuai dengan standar yang ditetapkan International Hidrographic Organization dan ketentuan Electronic Navigational Chart.

“Pemerintah yakin penamaan itu tidak akan menyulut sengketa baru terkait Laut Cina Selatan. Pemerintah juga tidak berkewajiban meminta pertimbangan maupun mempublikasikan penamaan itu kepada negara-negara tetangga,” tandasnya. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: