BerandaHits
Rabu, 29 Nov 2022 11:50

Ilmuwan NASA: Tahun 2030 Manusia Bisa Tinggal di Bulan

NASA berharap manusia bisa mulai membangun koloni atau permukiman di Bulan pada 2030. (Pexels/Tom Fisk)

Meski terkesan mustahil, tinggal di Bulan adalah sebuah kemungkinan bagi para ilmuwan NASA. Kabar terbaru, NASA mengungkapkan bahwa Bulan bisa ditinggali manusia dalam waktu lama .

Inibaru.id - Dari bumi tempat kita berpijak, bulan terlihat bersinar indah. Tapi, pernahkah terlintas di pikiranmu suatu saat bisa tinggal di sana?

Mungkin pikiran tentang itu sekarang terkesan seperti khayalan. Tapi, tahukah kamu bahwa menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada 2030 manusia bisa tinggal di Bulan dalam jangka waktu yang lama.

Meskipun sejak lama komunitas ilmuwan menganggap Bulan nggak bisa dihuni manusia, kesuksesan NASA mengirimkan pesawat luar angkasa Artemis I merupakan salah satu pembuka pintu buat masyarakat agar bisa tinggal di Bulan.

Howard Hu, peneliti NASA dan Manajer Program Orion mengatakan kepada BBC, Artemis I merupakan sebuah langkah panjang eksplorasi luar angkasa. Nggak hanya berguna buat Amerika Serikat tapi juga masyarakat dunia.

Hal ini tentunya akan mempermudah kemungkinan eksplorasi ruang angkasa. NASA berharap manusia bisa mulai membangun koloni atau permukiman di Bulan pada 2030.

"Dalam dekade ini kami akan bisa menempatkan banyak orang di bulan dalam waktu yang lama. Tergantung pada berapa lama mereka berada di permukaan bulan. Mereka akan bisa memiliki tempat tinggal, dan akan punya kendaraan khusus di sana," kata Howard Hu, yang memimpin program pesawat luar angkasa Orion lunar untuk NASA seperti dilansir dari Science Alert pada Selasa (22/11).

Gerbang Bulan

Amerika Serikat pernah mengirim astronot ke Bulan pada era Apollo dari 1969-1972. (Pixabay)

Menurut Hu, program Artemis yang dijalankan NASA akan membangun sebuah gerbang bulan atau Lunar Gateway. Tempat itu berupa sebuah stasiun khusus di mana para astronot bisa tinggal dan bekerja di bulan. Gerbang itu nantinya mengorbit di bulan dan jadi pos awal untuk membawa para astronot ke bulan.

Potensi keberadaan air di Bulan juga dapat memperkuat alasan berhasilnya misi. Astronot yang hidup di Bulan bisa dimanfaatkan sebagai langkah awal misi mengirim manusia ke Mars. Howard Hu menyampaikan, habitat manusia penting untuk mendukung misi ilmiah di masa depan.

Diketahui Artemis I membawa Orion berhasil diluncurkan NASA dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat pada 16 November 2022. Itu merupakan hari bersejarah dalam bidang penerbangan luar angkasa manusia.

Roket tersebut membawa wahana luar angkasa Orion tanpa awak, yang nantinya akan memisahkan diri lalu terbang menuju orbit Bulan.

Amerika Serikat terakhir kali mengirim astronot ke Bulan pada era Apollo, dari 1969-1972. Hampir 50 tahun setelah NASA mengirim manusia pertama ke Bulan, program dan misi luar angkasa baru bertujuan untuk mengirim kembali manusia di satelit Bumi tersebut.

Namun dengan tujuan akhir untuk membuat Bulan sebagai jalur menuju eksplorasi luar angkasa di masa depan.

Tujuan Selanjutnya Mars

Dia melanjutkan selama di bulan, nantinya mereka akan tinggal untuk melakukan banyak hal. Termasuk melalukan penelitian ilmiah terhadap kondisi bulan. Hanya menurutnya bulan bukanlah tujuan akhir. Misi ke bulan justru merupakan upaya menuju langkah selanjutnya yakni tinggal di Mars.

"Misi selanjutnya adalah pergi ke Mars. Ini adalah lompatan yang paling besar. Jadi ini benar-benar penting mempelajari hidup lebih dari sekadar di orbit Bumi," jelas Howard.

Wah, jika proyek NASA ini berhasil, apakah kamu berminat untuk pergi dari Bumi dan tinggal di Bulan atau Mars, Millens? (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Menurut NASA Manusia Bisa Tinggal di Bulan pada 2030.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024