Inibaru.id - Kamu gemar jalan-jalan ke luar negeri? Jika iya, pasti kamu tahu bahwa untuk masuk ke suatu negara, seseorang membutuhkan beberapa dokumen resmi yang diterbitkan oleh negara asal. Dokumen yang harus ditunjukkan di bandara sebelum berangkat dan saat sampai di negara tujuan itu adalah paspor dan visa.
Namun, rupanya nggak semua negara memberlakukan syarat yang sama, lo. Ada negara-negara yang untuk memasukinya kamu cukup menunjukkan paspor. Itu artinya, paspor yang kamu bawa sudah cukup "kuat" sehingga nggak membutuhkan visa.
Yap, pencinta traveling antarnegara pasti sudah nggak asing dengan istilah "paspor terkuat" atau "paspor tersakti", kan? Untuk kamu yang belum tahu, kira-kira apa ya maksudnya? Silakan lanjut membaca, ya!
Jadi, setiap negara memiliki kekuatan paspor yang berbeda-beda. Itulah sebabnya ada istilah "paspor terkuat". Itu adalah paspor yang dimiliki oleh negara tertentu yang memberikan kebebasan bagi warga negara asal paspor itu untuk berkunjung atau keluar-masuk negara tertentu tanpa visa.
Posisi Indonesia
Nah, kekuatan paspor sebuah negara ditentukan oleh berapa banyak negara yang bisa dikunjungi warganya tanpa perlu memakai visa. Semakin banyak negara yang bisa dikunjungi tanpa harus menunjukkan visa, semakin kuat pula paspor itu.
Menurut Indeks Henley & Partner, kekuatan paspor Indonesia pada 2023 berada di tingkat ke-75 dunia. Kita berbagi tempat dengan Zambia, Afrika, yang sama-sama memiliki akses tanpa visa untuk memasuki 71 negara.
Sementara, paspor terkuat di dunia saat ini dipegang Jepang dan Singapura. Menurut laporan yang sama, turis Jepang dan Singapura bisa leluasa bepergian bebas visa atau visa-on-demand ke 193 negara.
Lalu, sebenarnya apa saja yang memengaruhi sebuah paspor dari suatu negara dapat dikatakan terkuat di antara paspor negara lain?
Faktor Penentu Kekuatan Paspor
1. Faktor politik
Politik sering digunakan sebagai alasan dalam beberapa urusan, termasuk hubungan internasional, guna melangsungkan kepentingan negara yang bersangkutan supaya lancar. Sebagai contoh, beberapa negara yang tergabung dalam commonwealth mempunyai kedudukan paspor yang kuat, sebut saja Singapura menjadi yang tertinggi dan Malaysia di posisi ke-12.
2. Jumlah populasi
Ada ketakutan bagi pemberi visa kepada negara yang memiliki jumlah populasi penduduk besar. Mereka takut jika pemberlakuan bebas visa akan dimanfaatkan untuk migrasi besar-besaran. Maka, negara dengan populasi tinggi akan kurang punya kekuatan.
India yang memiliki penduduk lebih dari 1,3 miliar, misalnya, saat ini hanya menempati peringkat ke-82. Sebaliknya, Finlandia, Singapura, dan Denmark yang memiliki jumlah penduduk kecil berada di rangking atas.
3. Faktor keamanan
Setiap bangsa menginginkan negaranya aman dan bebas dari ancaman asing atau luar negeri. Hal ini yang menyebabkan faktor keamanan berpengaruh besar dalam hal pemberian bebas visa.
Amerika Serikat, sebagai contoh, membuat kebijakan imigrasi yang intinya membatasi bahkan melarang penduduk dari negara-negara yang dirasa mengancam keamanan dalam negeri untuk berkunjung
4. Kemerdekaan sipil
Kebebasan berdemokrasi yang diterapkan sebuah negara juga memengaruhi kekuatan paspornya. Negara-negara demokratis yang menjamin hak politik dan kemerdekaan sipil warganya cenderung mendapatkan lebih banyak izin bebas visa, karena mereka dianggap bukan ancaman.
5. Pendidikan dan kesehatan
Faktor pendidikan dan kesehatan jadi perhatian serius para pemberi izin bebas visa. Negara-negara dengan tingkat kemampuan Bahasa Inggris rata-rata yang baik cenderung lebih mudah memperoleh visa.
Terus, negara dengan perhatian mumpuni terhadap kesehatan warganya cenderung memiliki paspor yang kuat; begitu pula sebaliknya. Alasannya, negara dengan tingkat kesehatan yang rendah membuat cemas negara tujuan, karena dikhawatirkan akan ada virus yang dibawa pengunjung dari negara itu.
So, negara yang penduduknya rentan terhadap serangan suatu penyakit visa umumnya lebih sulit mendapatkan izin visa.
Kekuatan paspor Indonesia memang nggak bisa dibilang kuat. Namun, jangan berkecil hati, karena dengan kondisi negeri ini sekarang, posisi kita nggak buruk-buruk banget juga, sih! (Siti Khatijah/E03)