BerandaHits
Rabu, 30 Jan 2018 21:55

Fenomena “Super Blue Blood Moon”, MAJT Akan Gelar Salat Gerhana

Super-blue blood Moon. (Tass/Vladimir Smirnov)

Fenomena langka “Super Blue Blood Moon” akan terjadi pada 31 Januari. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) akan melakukan pengamatan bulan sekaligus menggelar Salat Sunah Gerhana secara berjamaah.

Inibaru.idMillens, sudah dengar kan bahwa akan ada fenomena “Super Blue Blood Moon” pada 31 Januari ini? “Super Blue Blood Moon” merupakan Supermoon yang terjadi bertepatan dengan gerhana bulan total, yakni matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus.

Pada saat yang sama, terjadi pula blue moon, yaitu purnama yang muncul untuk kedua kalinya dalam satu bulan kalender. Sementara itu, penyebutan blood moon dikarenakan ketika bulan tertutup bayangan bumi, bulan akan tampak kemerahan seperti darah.

Tiga kejadian berbeda yang terjadi pada saat yang sama ini merupakan kejadian langka, lo. Tiga fenomena ini terjadi bersamaan terakhir kali pada 152 tahun yang lalu.

Dikutip dari situs Bmkg.com, Kepala BMKG, Prof Dwikorita Karnawati menjelaskan, pengamatan bulan di Indonesia dapat dilakukan di daerah perbatasan mulai dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga daerah yang berada di sebelah barat Sumatera, yaitu melintas di Samudera Hindia. Ini merupakan zona bulan terbit saat fase gerhana penumbra terjadi.

Baca juga:
Penyandang Disabilitias asal Pekalongan Dapat Tawaran Beasiswa Sekolah Desain
Menyimak Kehidupan Pribadi Ganjar dalam Novel "Anak Negeri"

Fenomena langka ini menarik perhatian jutaan masyarakat. Sejumlah tempat yang dipastikan bakal menggelar nonton bersama (nobar) Super Blue Blood Moon di antaranya Makassar dan Bukit Tinggi.

Gelar Salat Gerhana

Tim Observasi Bulan (TOB) Pascasarjana UIN Walisongo Semarang bersama Tim Hisab Rukyat (THR) Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) juga berencana menggelar pengamatan gerhana bulan total tersebut. 

Selain melakukan pengamatan fenomena bulan, TOB Pascasarjana UIN dan THR MAJT juga menganjurkan masyarakat untuk melaksanakan Salat Sunah Gerhana. Mereka mengajak masyarakat untuk mengamati fenomena tersebut sekaligus melaksanakan salat gerhana di bawah payung elektrik MAJT atau biasa disebut Plaza MAJT.

"Plaza MAJT adalah tempat paling strategis untuk melaksanakan salat sekaligus pengamatan gerhana bulan," papar Ahmad Izzuddin, Koordinator THR Menara Al-Husna MAJT, Senin (29/1/2018), seperti ditulis Sindonews.com.

Ahmad menambahkan, anggapan ini didasarkan pada prediksi gerhana yang besar kemungkinan bakal terlihat lebih bagus dari sisi Timur-Utara. Nah, dari sisi tersebut, Plaza MAJT terbilang bebas dari penghalang apapun, sehingga akan memudahkan pengamatan.

Dia menambahkan, pengecekan lokasi dan pemantauan kondisi cuaca akan terus dilakukan guna memastikan kegiatan tersebut berjalan lancar.

Sedangkan untuk mendukung kegiatan ini, peralatan pengamatan telah dipersiapkan. MAJT menyediakan teleskop, binokuler, dan peralatan lain yang didatangkan dari UIN Walisongo dan Kantor Kemenag Jateng.

Gerhana bulan diperkirakan bakal terjadi mulai pukul 18.48 hingga 22.11 WIB. Sementara, puncak gerhana akan terjadi pukul 20.29.46 WIB selama 16 menit. Saat terjadi puncak gerhana, bulan akan tampak berwarna merah.

Terlepas dari betapa menariknya fenomena ini, BMKG meminta masyarakat mewaspadai tinggi pasang maksimum yang mungkin terjadi selama gerhana yang bisa mencapai 1,5 meter, sebagai pengaruh gravitasi bulan dengan matahari.

Baca juga:
Sambung Hidup, Opi Jadi Mbak Jamu Sepulang Sekolah
Berbagi Ruang Kerja dengan Flexible Office

Surut minimum pada 30 Januari-1 Februari 2018 bahkan dapat mencapai -100-110 di pantai pesisir, di antaranya wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

Ayo, Millens, jangan sampai ketinggalan ya. Yang di Semarang, jangan lupa merapat ke MAJT! (AYU/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024