Inibaru.id – Orang Indonesia memang suka banget dengan makanan yang digoreng. Namun, sejarah mencatat kalau orang Indonesia dulu menggoreng makanan dengan minyak kelapa. Lantas, sejak kapan sih kita memakai minyak goreng sawit?
Minyak goreng jadi pembahasan masyarakat dalam beberapa bulan belakangan. Nggak hanya soal harganya yang membumbung tinggi, saat pemerintah mengeluarkan aturan yang membuat harganya turun, eh minyak goreng justru menjadi langka di pasaran. Padahal, sejak Selasa (1/2/2022) lalu, seharusnya minyak goreng bisa dibeli dengan harga Rp 11.500 sampai Rp 14 ribu per liter.
Omong-omong ya, Millens, dulu, orang Indonesia nggak memakai minyak goreng sawit, tapi minyak kelapa murni. Meski begitu, sejarah menyebut Indonesia sudah mengenal pohon kelapa sawit pada 1848. Saat itu, empat bibir pohon ini didatangkan dari Afrika, tepatnya dari negara Reunion dan ditanam di Kebun Raya Bogor.
Ternyata, pohon ini cocok ditanam di Indonesia. Setelahnya, biji dari kelapa sawit di Kebun Raya Bogor ini ditanam di Sumatera sebagai tanaman peneduh pinggir jalan. Karena berbuah baik, Belanda pun memutuskan untuk membuat perkebunannya.
Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia dibangun pada 1911 di Sumatra Utara. Setelahnya, kebun ini semakin luas sehingga pada 1974, di Sumatra saja sudah ada lebih dari 170 ribu hektare.
Jadi, hingga 1960-an, orang Indonesia masih terbiasa menggoreng dengan minyak kelapa murni. Bahannya adalah daging buah kelapa tua yang kemudian dijadikan kopra dan akhirnya diolah jadi minyak goreng kelapa. Sayangnya, proses pembuatannya nggak seefektif pembuatan minyak goreng kelapa sawit, Millens.
Sejak 1979, pemerintah Indonesia pun mulai memilih untuk mengembangkan produksi minyak kelapa sawit alih-alih minyak kelapa. Apalagi, minyak kelapa sawit juga mulai diminati pasar internasional.
Pada 1984, pemerintah pun semakin yakin menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas unggulan untuk memproduksi minyak dan mulai meninggalkan kelapa biasa. Sejak saat itulah, perkebunan kelapa sawit jumlahnya semakin banyak di Indonesia meski dampaknya cukup buruk untuk kelestarian alam.
Di samping itu, masyarakat pun semakin terbiasa menggoreng dengan minyak goreng sawit dan mulai meninggalkan minyak kelapa. Selain karena faktor ketersediaan stok di pasaran yang lebih banyak, harganya juga cenderung lebih terjangkau.
Wah, ternyata orang Indonesia belum benar-benar lama menggunakan minyak goreng sawit, ya, Millens? (Kom/IB09/E05)