BerandaHits
Senin, 19 Des 2021 10:40

Duh, Ilmuwan Mengaku Sudah Melihat Tanda Kiamat

Ilmuwan sudah melihat tanda kiamat. (Flickr/ gnuckx)

Ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengaku sudah melihat tanda kiamat. Manusia pun diminta untuk lebih menghargai alam agar hal ini bisa dicegah atau ditunda.

Inibaru.id – Hari kiamat memang masih jadi misteri ya, Millens. Namun, belakangan ada ilmuwan yang mengaku sudah melihat tanda-tanda kiamat. Para ilmuwan ini berasal dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Apa sih tanda-tanda yang mereka maksud?

Jadi gini, para ilmuwan ini memperkirakan dalam waktu yang nggak jauh dari sekarang, bisa jadi 99,9 persen mahluk hidup di bumi bakal musnah. Penyebabnya? Apa lagi kalau bukan perubahan iklim. Mereka menyebut kondisi ini sudah sangat parah dan jika nggak kunjung dihentikan, bisa jadi ketakutan akan datangnya kiamat ini benar-benar terwujud.

Menurut para ilmuwan seperti ahli geofisika dari MIT, Daniel Rothman, mahluk hidup di bumi bisa jadi akan mengalami nasib seperti dinosaurus. Bedanya, dulu dinosaurus mulai punah sejak ada hantaman asteroid berukuran besar yang membuat iklim bumi berubah jadi nggak layak huni. Selain itu, kalau dulu dinosaurus punah bukan karena kesalahan mereka sendiri, kini manusia terancam punah justru gara-gara keserakahan dan ketidakbecusan menjaga alam.

Rothman menyebut ulah manusia berpotensi merusak siklus karbon global. Dampaknya, bisa saja muncul bencana ekologis yang berlangsung sampai 10 ribu tahun. Masalahnya, ada kemungkinan awal dari bencana ekologis ini dimulai pada akhir abad ini.

Dia nggak asal cuap, Millens. Rothman mengungkapnya dalam jurnal Science Advance yang isinya adalah hasil penelitian siklus karbon dunia yang berubah dalam 540 juta tahun terakhir di bumi. Hasilnya, bumi ternyata sempat mengalami 5 kepunahan massal.

Perubahan iklim jadi awal kiamat di bumi. (Flickr/ Damian Bakarcic)

Omong-omong, siklus karbon bisa dijelaskan sebagai pergerakan karbon yang ada di antara biosfer, pedosfer, geosfer, hidrosfer, serta atmosfer. Di area ini, ada nitrogen dan air yang juga menjalani siklus untuk memastikan bumi layak huni bagi mahluk hidup.

Masalahnya, dengan semakin banyak jumlah karbon di bagian yang ada di langit itu, maka keseimbangan siklus nitrogen dan air bakal terganggu. Dampaknya bukan hanya mempengaruhi suhu udara, anomali cuaca, atau bahkan kualitas udara, melainkan juga kondisi air di lautan yang bisa saja berubah jadi nggak bisa lagi ditinggali mahluk hidup.

Padahal, empat dari lima kepunahan massal di bumi sebelumnya juga terjadi akibat berubahnya siklus karbon, sesuatu yang terjadi persis belakangan ini. Di mana aktivitas manusia memproduksi karbon dan melepasnya ke atmosfer terus-menerus.

Batas karbon yang dianggap maksimal adalah 300 gigaton per abad. Sayangnya, hingga 2100 nanti, ada kemungkinan 500 gigaton sudah ditambahkan manusia ke atmosfer bumi.

Duh, jadi khawatir ya seperti apa nantinya kalau bumi beneran kiamat. Kalau kamu, percaya dengan tanda-tanda kiamat ini? (Sin/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: