Inibaru.id - Kalau bukan karena klarifikasi dari Sukatani dan lautan dukungan dari pelbagai lapisan masyarakat, Farell mungkin nggak akan pernah mendengarkan lagu "Bayar, Bayar, Bayar" karya band beraliran punk tersebut, lalu menjadi salah satu fan beratnya sekarang.
Kendati masih menjadikan BTS dan Twice dalam playlists teratas, penggila k-pop tersebut kini rajin mengulik lagu-lagu dari band yang berasal dari kota yang sama dengan dirinya itu, yakni Purbalingga. Saat kuliah, dia bahkan nggak segan menyenandungkan lagu tersebut.
"Thank's to Polri sih menurutku. Andai lagunya nggak diberedel, mungkin masyarakat awam nggak tahu tuh siapa Sukatani. Ironis nggak, sih? Niatnya mau ngebungkam, eh malah meluber ke mana-mana," kelakarnya pada Senin (3/3/2025).
Menurutnya, intimidasi yang dilakukan pihak kepolisian terhadap Sukatani terlalu berlebihan. Jadi, sudah sewajarnya jika publik, khususnya para seniman, naik pitam lalu membuat gerakan "Kami Bersama Sukatani" dan viral di berbagai platform media sosial.
"Intimidasi semacam itu bisa dialami siapa saja di dunia kreatif, jadi wajar jika banyak yang marah dan mengecam tindakan tersebut," seru mahasiswa Sastra Indonesia di salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang tersebut. "Nggak boleh dibiarkan, sih!"
Diintimidasi sejak 2024
Kasus dugaan intimidasi yang dilakukan oknum kepolisian terhadap Sukatani rupanya belum usai. Dikutip dari Tempo pada Minggu (2/3), saat ini band beranggotakan dua personel itu bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang tengah menyiapkan langkah hukum terkait dugaan intimidasi yang dilakukan polisi.
"Langkah hukum sedang kami siapkan, sembari menunggu kondisi Sukatani pulih," kata Direktur LBH Semarang Ahmad Syamsuddin Arief, Minggu (2/3).
Seperti diketahui, saat ini para personel Sukatani dikabarkan tengah rehat untuk proses recovery setelah terus-menerus mengalami intimidasi yang berlangsung sejak Juli 2024 lalu. Intimidasi itu terjadi karena lagunya yang dianggap menghina jajaran kepolisian.
"Tekanan dan intimidasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' kami unggah melalui media sosial," kata Sukatani dikutip dari medsos resmi mereka, Sabtu (1/3).
Bentuk Intimidasi dari Kepolisian
Setali tiga uang, Arif pun mengonfirmasi bahwa dugaan intimidasi yang dilakukan polisi terhadap Sukatani sudah berlangsung sejak Juli 2024. Bentuknya macam-macam, mulai dari pengintaian hingga pencarian informasi melalui orang di sekitar mereka.
"Intimidasi terhadap Sukatani mulai melandai pada Agustus (2024) hingga akhir tahun, lalu kembali muncul akhir Januari 2025, hingga mencapai puncaknya 20 Februari itu," kata Arief.
Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian mendesak Polri untuk mengusut tuntas upaya pembungkaman terhadap Sukatani yang dilakukan oleh anggota kepolisian tersebut. Menurut mereka, ini penting untuk menghindari preseden buruk yang dapat kembali berulang di masa depan.
"Kami mendesak Propam Mabes Polri untuk menggunakan instrumen pidana dalam memproses anggota kepolisian yang melakukan intimidasi kepada Band Sukatani," kutip pernyataan pers koalisi tersebut.
Polisi Jangan Antikritik
Koalisi yang terdiri atas beberapa organisasi seperti YLBHI, ICJR, PBHI, ICW, Kurawal Foundation, Kontras, AJI Indonesia, Imparsial, Walhi Nasional, SAFEnet, LBH Masyarakat, dan LBH Jakarta itu mengungkapkan, upaya pembungkaman ditengarai terjadi di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur pada Kamis (20/2/2025) pagi.
"Langkah polisi ini bentuk pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang. Jika institusi kepolisian tidak antikritik, langkah ini tidak akan dilakukan," tulis mereka.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi kritik dan masukan yang dilayangkan Sukatani melalui lagunya.
"Bagian dari apresiasi itu, Kapolri menawarkan band tersebut untuk menjadi Duta Polri," sebutnya dalam keterangan pers, Senin (3/3). "Meski kemudian Sukatani menolak tawaran itu, Polri tetap menghargainya."
Dukungan yang datang dari berbagai pihak atas dugaan intimidasi yang dilakukan pihak kepolisian terhadap grup band Sukatani berujung pada keinginan mereka untuk menempuh jalur hukum. Semoga ini menjadi jalan terbaik untuk semua pihak ya, Millens! (Siti Khatijah/E07)