BerandaHits
Rabu, 5 Des 2017 01:53

Ditemukan: Lobster Berlogo Pepsi

Penampakan lobster bertato logo minuman soda Pepsi yang ditemukan nelayan di New Brunswick, Kanada. (Karissa Lindstrand via Beritagar.id)

Nelayan Kanada menemukan lobster dengan logo Pepsi di capitnya. Tak semata soal keunikannya, ancaman sampah memenuhi laut adalah sinyal yang harus jadi perhatian serius.

Inibaru.id -  Belum lama ini, seekor lobster yang tertangkap di Kanada menjadi viral di media sosial. Pasalnya, di capit lobster tersebut ditemukan sebuah tato berbentuk logo minuman ringan Pepsi.

Dilansir Beritagar.id (3/12/2017), para konservasionis mengatakan pada Telegraph, Jumat (1/12/2017), penemuan mengejutkan ini sangat menarik perhatian banyak orang dan menegaskan akan bahaya sampah di lautan.

Lobster itu ditangkap para nelayan di perairan Grand Manan, New Brunswick, Kanada pada 21 November 2017. Logo Pepsi di capit lobster itu kali pertama dilihat oleh nelayan bernama Karissa Lindstrand.

Lindstrand mengatakan kepada CBC (29/11/2017) bahwa saat itu, dia sedang memasukkan lobster ke dalam peti untuk dikirimkan ke pembeli.  Sekilas dia melihat logo merah dan biru yang langsung dikenali sebagai logo dari minuman bersoda.

Dia dengan mudah mengidentifikasi logo berwarna biru dan merah tersebut dikarenakan Lindstrand mengaku tiap harinya mengonsumsi 12 kaleng Pepsi. Selain itu, ia juga telah memancing lobster selama empat tahun.

"Saya tidak bisa mengatakan bagaimana dia bisa melakukannya," kata Lindstrand, yang memasang gambar tersebut di akun Facebook-nya. "Sepertinya lebih mirip tato atau gambar lobster dari pada sesuatu yang tumbuh pada dirinya."

Baca juga:
Dari Tiga Kota, Jutaan Pil PCC Disita
Kandidat Pilkades yang Didandani Laiknya Pengantin

Dia menyatakan belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya.

Seminggu setelah ditemukan, penemuan tersebut menimbulkan perdebatan di kalangan nelayan. Ada yang menyebutkan lobster tersebut tumbuh berkembang di sekitar kaleng Pepsi yang dibuang orang ke dasar laut. Yang lain mengatakan, bahwa logo Pepsi itu tidak berasal dari kaleng, namun dari kotak yang kemudian menempel begitu saja di capitnya.

Spekulasi lainnya adalah bahwa kemasan minuman tersebut telah terjebak di dalam cakarnya selama bertahun-tahun. Namun, Lindstrand sendiri menduga gambar tersebut berasal dari gambar yang dicetak karena muncul pixelated, tapi kertas pasti akan hancur di laut.

Matthew Abbott, koordinator program kelautan di Dewan Konservasi New Brunswick mengatakan bahwa sampah sudah menyebar ke mana-mana bahkan sudah sampai ke perairan dalam.

"Saya terkejut dengan penemuan yang unik itu, namun tidak heran bahwa hewan laut yang ditemukan pada kedalaman tertentu sangat berhubungan dengan sampah manusia," pungkasnya.

Temuan ini kembali memantik perdebatan tentang jumlah dan bahaya sampah di lautan saat ini. Diperkirakan ada sekitar 5-13 juta ton sampah plastik di lautan di seluruh dunia. Sampah-sampah itu kemudian dikonsumsi oleh burung, ikan, dan organisme lainnya di lautan.

Kepada The Guardian (29/11/2017), seorang pelaut pensiunan bernama Dame Ellen MacArthur memperingatkan bahwa pada 2050, lautan akan dipenuhi oleh lebih banyak plastik daripada ikan-ikan yang seharusnya tinggal di sana.

Baru-baru ini juga para ilmuwan berhasil mendokumentasikan sekitar 38 juta keping sampah plastik, yang berbobot sekitar 18 ton, di sebuah kawasan pulau karang terpencil di Pasifik Selatan bagian timur.

Dari tumpukan sampah-sampah tersebut, para ilmuwan menemukan ratusan kepiting yang menggunakan botol serta wadah plastik sebagai rumah mereka.

Baca juga:
Pantai Pesisir Banten Rawan Penyelundupan Narkoba Internasional
Pulau Jawa Waspada Bencana

Tak lama kemudian, sebuah ekspedisi di kawasan Artik menemukan bahwa pantai-pantai di daerah terpencil itu penuh dengan plastik. Sampah-sampah itu diduga berasal dari Eropa dan Amerika Utara.

Bagi Lindstrand, lobster dengan logo Pepsi mengisyaratkan banyaknya sampah yang berakhir di lautan. "Saya melihat banyak sampah di sepanjang garis pantai yang terdampar di pantai atau sisi tebing."

Lindstrand tak bisa memiliki lobster itu, karena dia hanya boleh memotretnya. Dia berharap, lobster tersebut telah ada di AS untuk segera dilakukan penelitian lebih lanjut. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: