BerandaHits
Rabu, 22 Jan 2019 11:39

Di Restoran Cepat Saji Kok Beres-Beres Sendiri?

Sisa makanan di gerai makanan cepat saji. (Kompasiana.com/ Hasri Hasan)

Restoran cepat saji KFC kembali mengampanyekan gerakan baru kepada pelanggannya yakni #budayabeberes. Namun, perlukah pelanggan beberes sendiri sedangkan masih membayar biaya servis?

Inibaru.id – Gerai makanan cepat saji KFC Indonesia mengampanyekan budaya beberes sendiri setelah makan di tempat. Kampanye dengan tagar #BudayaBeberes ini langsung mendapat perhatian para warganet di media sosial. Ada sebagian yang mendukung gagasan ini, namun tak sedikit pula yang mencibirnya.

Liputan6.com, Selasa (22/1/2019) menulis, GM Marketing PT. Fast Food Indonesia Hendra Yuniarto menyebut kampanye ini sebenarnya sudah ada sejak Februari 2018.

“Mirip kampanye #NowStrawMovement, kampanye #BudayaBeberes sebenarnya adalah kepedulian KFC Indonesia terhadap lingkungan, khususnya dalam hal pemilahan sampah,” jelas Hendra.

Kampanye ini mengajak para pelanggan restoran cepat saji itu untuk membereskan sampah makanannya sendiri. Pelanggan diminta membuang bungkus makanan langsung ke tempat sampah usai menyantapnya. Eits, tapi membuangnya sesuai dengan label tempat sampahnya ya misal sampah anorganik dibuang di tempat sampah anorganik.

Nggak cuma soal beres-beres sendiri, kampanye ini sebenarnya punya tujuan yang lebih besar yakni mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah. Hal ini tentu berperan besar bagi kelestarian lingkungan. Bila konsumen beberes sendiri, meja makan bakal terjaga kebersihannya. Konsumen lain yang akan menggunakan meja tersebut juga lebih nyaman.

Kendati demikian, Hendra mengatakan kampanye ini nggak akan dijadikan aturan tertulis.

“Sebenarnya, budaya restoran fast-food adalah self-service atau melayani sendiri. Jadi nggak hanya membayar atau mengambil pesanan sendiri, KFC juga mengajak konsumen beberes dan memilah sampah demi lingkungan,” ungkap PR KFC Indonesia Retno.

Yap, budaya beres-beres sendiri ini punya tujuan yang baik ya, Millens. Hanya saja, masyarakat Indonesia memang masih belum terbiasa sehingga menganggapnya sebagai sesuatu yang aneh. Kira-kira, kamu bakal ikut kampanye ini nggak sih kalau makan di restoran cepat saji? (IB09/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024