BerandaHits
Minggu, 2 Okt 2021 12:00

Demi Rumah, Warga Jakarta Rela Tua di Jalan untuk PP Setiap Hari

Pekerja muda di Jakarta rela berangkat pagi-pagi dan melakukan perjalanan berjam-jam karena jarak rumah yang sangat jauh dari tempat kerja. (Lokadata/Wisnu Agung Prasetyo)

Harga rumah di Jakarta sangat mahal dan nggak terbeli oleh pekerja muda dengan gaji UMP. Mereka pun membeli rumah di area-area di sekitar Ibu Kota meski jaraknya jauh karena harganya lebih murah. Akhirnya, setiap hari mereka menempuh perjalanan panjang untuk mencapai tempat kerja dan 'tua di jalan'.

Inibaru.id – Sudah jadi rahasia umum kalau harga rumah, khususnya rumah tapak di Jakarta sudah melambung tak terkendali. Meski gaji di Jakarta cukup tinggi, hal ini dianggap masih belum cukup untuk membeli rumah di lokasi yang dekat atau nggak jauh dari tempat kerja. Dampaknya, warga Jakarta pun rela menempuh puluhan kilometer dan perjalanan berjam-jam lamanya hanya untuk PP dari tempat kerja ke rumah setiap hari.

Kebanyakan para pekerja yang menjadi komuter harian ini adalah para pekerja muda dengan gaji setara dengan upah minimum provinsi. Mereka membeli rumah impiannya meski ukurannya sangat kecil dan lokasinya jauh dari pusat Ibu Kota. Yang jadi masalah, rumah-rumah ini bahkan jauh dari akses transportasi umum layaknya kereta komuter.

Kalau menurut survei Kompas, pekerja dengan UMP DKI sebanyak Rp 4,4 juta hanya akan mampu membeli rumah dengan harga Rp 168 sampai 200 juta, itupun harus dicicil. Nah, soal besaran cicilan per bulan, biasanya mencapai 35 persen dari gajinya atau sekitar Rp 1,5 juta. Bunganya sebanyak 8 persen per tahun dan lama cicilannya mencapai 15 tahun.

Untuk pekerja dengan gaji lebih banyak seperti Rp 7 juta per bulan, harga rumah yang bisa dibeli adalah Rp 250 sampai 300 juta dengan cicilan Rp 2,5 juta per bulan. Masalahnya, rumah dengan harga-harga ini nggak tersedia di Jakarta.

Nggak percaya? Rumah tapak berukuran mini dengan tipe 36 di Jakarta saja harganya 2 atau 3 kali lipat dari yang disebutkan di survei, yakni Rp 556 juta! Kok bisa mahal? Penyebabnya adalah nilai tanah yang juga sangat mahal di Jakarta. Saking mahalnya rumah ini, hanya para pekerja dengan gaji lebih dari Rp 14 juta setiap bulan yang mampu membelinya.

Harga rumah tapak di Jakarta sudah nggak terbeli pekerja muda dengan gaji UMP. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Para pekerja muda dengan gaji UMP DKI pun akhirnya memilih untuk membeli rumah dengan jarak antara 20 sampai 50 km dari pusat Ibu Kota karena harganya lebih terjangkau. Rumah-rumah ini ada di Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok. Sejumlah orang bahkan sampai membeli rumah di Lebak yang jaraknya 75 km dari Jakarta! Tapi, masalah nggak berhenti di sini.

Data dari Global Human Settlement Layer pada 2015 lalu menunjukkan kalau hanya sekitar separuh dari warga dengan rumah-rumah di wilayah-wilayah tersebut yang setidaknya berjarak hanya 5 km dari stasiun kereta komuter atau pintu tol. Jadi, mereka pun masih harus menempuh perjalanan cukup panjang hanya demi mencapai stasiun kereta komuter, untuk kembali menempuh perjalanan lama lainnya demi mencapai tempat kerja di Ibu Kota.

Hal yang sama juga berlaku saat mereka pulang kerja. Banyak pekerja yang kembali menempuh perjalanan panjang hanya demi bisa beristirahat di rumahnya yang jauh. Bisa dikatakan, rumah hanya mereka temui untuk tidur malam.

Istilah tua di jalan kini menjadi hal yang wajar bagi para pekerja muda di Ibu Kota. Membeli rumah di lokasi yang sangat jauh dari Jakarta juga bukan hal yang aneh bagi mereka. Kalau kamu, warga luar Jabodetabek, apakah juga melihat fenomena yang sama? (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: