BerandaHits
Kamis, 9 Mei 2018 13:45

Dari SKALU hingga SBMPTN, Begini Perubahan Istilah Ujian Masuk PTN dari Masa ke Masa

Istilah untuk penyebutan ujian seleksi PTN di Indonesia. (Trivia.com)

Sejak tahun 1970-an, Indonesia telah memiliki sistem seleksi masuk perguruan tinggi. Dari dahulu hinga sekarang, istilah yang digunakan berbeda-beda. Apa saja ya?

Inibaru.id – Selasa (8/5/2018), ratusan bahkan ribuan siswa memadati sejumlah universitas dan sekolah untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Peserta yang mengambil jurusan tertentu juga masih melakukan tes keterampilan hingga Jumat (11/5) mendatang. Harapan mereka, dengan mengikuti SBMPTN ini, mereka dapat diterima di perguruan tinggi favorit masing-masing.

Eits, ngomong-ngomong mengenai nama ujian masuk ke perguruan tinggi, nyatanya nama ujian itu mengalami beberapa kali perubahan lo, Millens. Berikut nama ujian masuk perguruan tinggi dari masa ke masa.

  1. SKALU dan SKASU (1970-an)

Mengutip Youthmanual.com, Selasa (8/5/2018) berawal dari Sekretariat Kerjasama Antara Lima Universitas (SKALU) menggelar tes masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Peserta SKALU mencapai puluhan ribu lantaran lulusan SMA atau SLTA di tahun 70-an mencapai puluhan ribu. Namun, pilihan kampusnya hanya lima, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Gadja Mada (UGM).

Di akhir tahun 70-an, Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Diponegoro (UNDIP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Sumatera Utara (USU) pun ikut di dalamnya. ATas penambahan itu, nama seleksi ujian tersebut diganti Sekertariat Kerjasama Antar Sepuluh Universitas (SKASU).

 

  1. Proyek Perintis (1979-1983)

Lantaran dianggap banyak kelemahan, SKALU dan SKASU diperbaiki hingga berganti nama menjadi Proyek Perintis. Jumlah perguruan tinggi yang ikut di dalamnya pun bertambah banyak lo.

 

  1. Sipenmaru (1983-2001)

Nama tersebut merupakan singkatan dari Sekertaris Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru). Nah, untuk jumlah perguruan tinggi yang ikut serta juga semakin bertambah banyak dan mulai dikoordinasikan dengan pemerintah nih, Millens. Dari sana, diperkenalkan juga jalur nonujian yaitu jalur Penelusuran Bakat dan Keahlian atau yang lebih dikenal dengan singkatan PMDK.

 

  1. UMPTN (1989-2001)

Ujian Masuk Perguruan Tinggi (UMPTN) ini konsepnya nggak berbeda jauh dengan SBMPTN zaman sekarang, yakni kelompok ujian terbagi IPA, IPS, dan IPC, serta ada poin minum (-4) jika jawaban kamu salah. Nah, dalam jalur ini, kamu harus fokus agar hasil ujian kamu memuaskan.

 

  1. SPMB (2002-2007)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, UMPTN kemudian berganti nama menjadi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan dikelola panitia SPMB. Namun, kebijakan ini menimbulkan konflik internal. Sebanyak 41 rektor dan 56 kampus yang tergabung dalam SPMB melakukan protes terkait pelaksanaan seleksinya.

 

  1. SNMPTN (2008-2010)

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi RI turun tangan dengan mengadakan Seleksi Nasional masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selain diikuti  57 PTN, kampus-kampus juga mulai menawarkan ujian mandiri.

 

  1. SNMPTN tulis dan SNMPTN Undangan (2011-2012)

Agar selaras, terdapat dua jenis seleksi yakni SNMPTN Undangan dengan pencarian bacaan menunjukkan SNMPTN dengan tertulis

 

  1. SNMPTN dan SBMPTN (2013-2015)

Bila sebelumnya pemerintah menggunakan istilah SNMPTN tulis dan SNMPTN Undangan, saat itu pemerintah memutuskan untuk membedakan nama keduanya. Pemerintah kemudian memberikan nama SNMPTN bagi penyeleksian mahasiswa baru dengan jalur prestasi. Sementara itu, seleksi tertulis masuk ke perguruan tinggi disebut Seleksi Bersama Masuk Perguuan Tinggi Negeri (SBMPTN). Bersamaan dengan hal itu, PTN boleh menjalankan Ujian Mandiri dengan kuota maksimal 20 persen.

Wah, seperti bunglon saja ya, Millens. Namun, bedanya, bunglon berubah warna, kalau ini berubah nama. He-he. (IB11/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: