BerandaHits
Sabtu, 26 Apr 2019 14:17

Tips Cerdas Beli Buku di Lapak Buku Bekas

Dua orang pengunjung sedang melihat-lihat buku di lapak buku bekas Stadion Diponegoro Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Kalau buku yang kamu cari sudah nggak bisa didapatkan di toko buku besar, saatnya kamu mencoba peruntungan di lapak-lapak buku bekas. Tapi sebelum itu, yuk simak tips berikut ini!

Inibaru.id - Sebel nggak sih kalau buku yang kamu incar nggak tersedia di toko buku besar kesayangan? Biasanya hal ini terjadi kalau buku yang kamu cari adalah buku lama yang sudah nggak diterbitkan lagi. Mungkin mengunduh buku lawas tersebut bisa dilakukan, tapi masih banyak orang yang kurang menikmati membaca buku dalam bentuk digital. Nah, biar perburuan bukumu berhasil, ada baiknya kamu praktikkan tips-tips berikut ini. Simak yuk!

Pakai Baju Nyaman

Mungkin tips ini terlihat remeh tapi sangat berguna. Jangan mengira kamu bakal mengelilingi sebuah tempat berpendingin ruangan yang sejuk. Hampir semua toko buku bekas bakal memberimu pengalaman yang nggak jauh beda. Kepanasan dan berkeringat adalah hal yang menantimu. Jadi, pakailah baju berbahan katun yang menyerap keringat.

Dandan Seperlunya

Buat kaum hawa yang punya rencana ke sana, sebaiknya jangan pakai make up terlalu tebal. Cuaca terik bakal membuat bedakmu luntur. Malah jadi nggak kece kan?

Bawa Minum

Lelehan keringat bisa dipastikan bakal bikin tenggorokanmu kering. Kalau mau aktivitas perburuanmu menyenangkan, jangan lupa bawa minum ya sobat Millens.

Kenali Buku

Sebelum menuju lapak buku bekas, pastikan kamu mengenali buku yang kamu incar. Kamu harus tahu kalau terkadang ada buku yang rusak di bagian cover sehingga judul nggak terbaca dengan sempurna atau warnanya sudah pudar.

Cobalah screenshot cover buku dari internet dan tunjukkan pada pemilik toko. Pasalnya, nggak semua lapak buku bekas menyediakan buku yang kamu cari. Yang nggak kalah penting, catat juga judul buku tersebut. Cara ini akan membuat kamu nggak buang-buang waktu.

Bedakan Buku Ori dan Kw

Harus diakui nggak semua buku yang tersedia di lapak buku bekas merupakan produk original. Banyak pula yang berupa bajakan, Millens. Karena itu, kamu harus jeli membedakannya. Salah satu bagian yang bisa kamu perhatikan adalah warna cover. Kalau warna cetaknya pudar atau terlalu mencolok, kemungkinan buku tersebut bajakan.

Jenis kertas yang digunakan buku kw juga biasanya low grade. Jika dilihat tampak buram dan tipis saat dirasakan sementara font­­-nya miring dan tintanya kabur. Membeli buku-buku bajakan memang hak setiap orang, tapi kalau bisa jangan ya. Selain merugikan negara, para penulis favoritmu juga bakalan sedih.

Jangan Ragu Menawar

Ini nih yang paling asyik kalau beli buku di lapak buku bekas, boleh menawar. Baik buku original maupun kw harga bisa nyungsep asal kamu jago nawar. Meskipun ada buku-buku yang tetap dihargai tinggi oleh penjual karena berbagai pertimbangan, tapi tetap saja harganya lebih terjangkau dibanding di toko buku besar.

Hal-hal yang bisa kamu jadikan "senjata" untuk menawar adalah kondisi kertas yang sudah menguning atau ada kerusakan. Kamu bahkan bisa menentukan harga kalau memborong buku. Mantap kan?

Sabar dalam Memilah dan Memilih

Nggak semua pelapak buku bekas mau repot merapikan dagangannya. Apalagi memisahkannya berdasarkan kategori. Mereka juga terkadang nggak tahu di mana menempatkan buku yang kamu pengin. Jadi mau nggak mau kamu harus turun tangan untuk udal-udal tiap rak buku. Karena itu, kamu kudu ekstra sabar. Siapa tahu ada buku keren yang terselip di antara gunungan buku.

Tanyakan Stok

Jangan ragu bertanya tentang stok buku yang kamu incar. Jika nggak mendapatkannya di satu lapak, kamu bisa bertanya di lapak mana lagi yang masih menyimpan stok. Konon, mereka memperoleh buku dari distributor atau komunitas yang sama.

Siapkan Uang Kes

Kamu nggak bisa menggunakan kartu kredit atau debit untuk membayar buku yang kamu beli. Jadi, siapkan kocek terbaikmu ya.

Itu dia beberapa tips membeli buku di lapak buku bekas. Kamu mau meluncur ke sana kapan nih, Millens? (IB28/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024