BerandaHits
Jumat, 28 Des 2017 14:48

Bule itu Betah di Mentawai

Kebersamaan Henry dengan masyarakat Suku Mentawai. (Byroncentre.com.au)

Biasanya bule datang ke Indonesia untuk pelesir. Namun, Rob Henry justru menetap di pedalaman Sumatra dan menetap dengan suku asli di sana.

Inibaru.id – Melbourne telah dinobatkan sebagai the most liveable city selama tujuh tahun terakhir. Namun, predikat itu nampaknya nggak bikin warganya merasa nyaman dan menemukan jati diri di sana. Seperti Rob Henry, pria asal Melbourne, Australia, itu nyatanya lebih memilih tinggal bersama Suku Mentawai, Indonesia, ketimbang di tempat asalnya.

Keputusan ini bermula saat Henry mengalami krisis ekonomi pada 2008 silam. Semenjak itu, Henry berpikir untuk mencari jalan hidupnya. Pria yang juga seorang peselancar tersebut kemudian berkelana hingga Indonesia. Saat itu Henry mengunjungi sebuah resor untuk berselancar sekaligus membuat film. Dia kemudian bertemu dengan sosok pemuda Mentawai yang menggugah hatinya.

Baca juga:
Presiden Jokowi Jadi Tokoh Termasyhur 2017
Zaman Serbadigital, Gedung Pencakar Langit Juga Dijual Secara Daring

“Dia bernama Andy, salah seorang pekerja resor. Andy memiliki hubungan yang sangat bagus dengan Mentawai. Hal itu membuatku berpikir bila kebebasan dan budaya yang saya cari belum pernah saya ketahui,” ujar Henry.

Setelah itu, Henry datang ke lokasi Suku Mentawai. Dia mulai beradaptasi dengan masyarakat di sana dan belajar bahasa setempat. Henry bahkan meminta tubuhnya dirajah seperti suku Mentawai yang lain. Tato khas Suku Mentawai, yakni Titi, yang merupakan salah satu tato tertua di dunia.

Selain ditato, Henry juga mempelajari keyakinan yang dianut suku yang berada di sebelah barat Sumatra itu, yaitu keyakinan Arat Sabulungan. Setidaknya sudah delapan tahun Henry tinggal di sana. Pengalaman itu dituangkannya dalam sebuah film yang bertajuk As Worlds Divide.

Baca juga:
Miss A Resmi Bubar
WhatsApp akan Cabut Dukungan pada Sejumlah Sistem Operasi

Senang ya kalau ada orang luar yang mengapresiasi budaya kita. Kamu jangan kalah juga ya, Millens! Yuk, kenali budaya kita sendiri! (IF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024

Cantiknya Pantai Peyuyon; Serasa Main di Pantai Pribadi

16 Nov 2024

Hari Pemungutan Suara Pilkada 2024 Jadi Hari Libur Nasional

16 Nov 2024

Secuil Potongan Kehidupan Orang Indonesia di Short Video 'We' Karya Aco Tenri

16 Nov 2024

Gawai, Salah Satu Penyebab Kasus Kanker Usus Besar Naik di Kalangan Anak Muda Indonesia

16 Nov 2024

Sekda Imbau ASN Kabupaten Semarang Konsumsi Susu Segar

16 Nov 2024

Promo Besar Belum Tentu Hemat, Hati-Hati Belanja Impulsif!

16 Nov 2024