BerandaHits
Sabtu, 10 Jan 2020 17:00

Berhenti Menyalahkan, Berikut Cara yang Tepat Memperlakukan Korban Pelecehan Seksual

Menyalahkan korban pelecehan seksual akan membuatnya semakin terpuruk. (Medium/Demii)

Para korban pelecehan seksual masih kerap disalahkan atas kasus yang menimpa mereka. Padahal yang mereka butuhkan adalah telinga yang sabar mendengar, empati yang mendalam, dan bantuan pendampingan ke otoritas terkait.

Inibaru.id – Korban pelecehan seksual kerap diperlakukan dengan nggak adil hingga saat ini. Salah satunya adalah kasus yang menimpa Agni mahasiswa UGM yang mendapat pelecehan seksual saat dirinya melaksanakan KKN. Namun, Agni malah cenderung disudutkan.

Hal tersebut ditunjukkan oleh salah satu anggota Departemen Pengabdian kepada Masyarakat UGM yang enggan menyebut Agni sebagai korban. “Jangan menyebut dia (Agni) korban dulu. Ibarat kucing kalau diberi gereh (ikan asin dalam bahasa jawa) pasti kan setidak-tidaknya akan dicium-cium atau dimakan,” kata orang tersebut seperti ditulis Balairung Press.

Melansir Fimela, Jumat (10/1/20), mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pernah pula berkomentar yang nggak adil terhadap kasus pemerkosaan yang terjadi di angkot. Menurutnya itu salah korban yang berpakaian mini. Hingga suatu hari Fauzi Bowo minta maaf atas pernyataannya.

Keseleo lidah juga pernah terjadi pada Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh yang mengomentari siswi korban pelecehan seksual yang dikeluarkan dari sekolah. Nuh menyudutkan siswi umur 14 tahun itu karena dilakukan suka sama suka, padahal korban menyebut hal tersebut merupakan pemerkosaan.

Dalam kasus pelecehan seksual, Korban membutuhkan empati, bukan tuduhan nggak berdasar. Tuduhan justru akan memperburuk kondisi psikologis. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan ketika ada teman atau orang dekat yang tengah mengalami pelecehan seksual.

Dengarkan dan Beri Empati

friend being comforted

Hibur korban dengan mendengarkannya secara tulus dan menanggapinya dengan gesture yang membangkitkan semangat. (Shutterstock/Ollyy)

Bagi korban pelecehan seksual, menceritakan kisahnya merupakan usaha besar yang patut dihargai. Maka ketika korban terbuka padamu, dengarkanlah dia. Jangan sampai kamu menyalahkan, menuduh, bahkan menakut-nakutinya dengan hal yang nggak-nggak. Posisikan dirimu sendiri tengah mengalami hal yang sama sehingga empati kamu bakal muncul.

Jangan Menanyakan Hal yang Sensitif

Fear of judgment

Jangan menhakimi korban dengan pertanyaan sensitif. (Getty Images/SIphotography)

Ketika kamu mendengarkan dan memberikan komentar atas cerita korban, jangan sampai kamu menanyakan hal-hal yang malah membuatnya semakin bersalah. Atau dengan kata lain kata-katamu cenderung menyalahkan korban. Seperti, "Ngapain kamu pakai baju yang kayak gitu?" atau "Kenapa pula malam-malam keluar?". Ingat, seperti apapun gaya busana hingga gaya hidup korban, dia nggak layak mengalami pelecehan seksual.

Menawarkan Bantuan untuk Meringankan Masalahnya

friends having tense conversation

Tawarkan bantuan, temani dia. (Shutterstock/Fizkes)

Hal berikutnya setelah korban merasa lega, lakukanlah pendampingan. Kamu bisa menemaninya untuk menemui lembaga-lembaga terkait yang berkapasitas menangani kasus pelecehan seksual. Kamu juga bisa mengantar dia melakukan visum. Yakinkanlah jika ini merupakan jalan terbaik. Meski di samping itu kamu juga harus melihat kesiapan korban, jangan memaksa.

Minta Bantuan dari Lembaga Perempuan (Komnas Perempuan)

upset

Mintalah bantuan pada Komnas Perempuan jika korban telah siap. (Shutterstock/Marjan Apostolovic)

Komnas Perempuan merupakan lembaga yang aktif melakukan advokasi, sosialisasi, dan pendampingan korban pelecehan seksual. Mereka juga memiliki mitra Lembaga Bantuan Hukum yang membantu mereka menangangani kasus. Dalam web resmi Komnasperempuan.go.id juga sudah tertulis prosedur lengkap terkait pelaporan yang bisa kamu unduh dan pelajari.

Yuk berhenti menyalahkan korban pelecehan seksual, Millens(MG26/E06)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: