Inibaru.id - Empati adalah kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh manusia untuk merasakan, memahami, dan berempati terhadap perasaan orang lain.
Ini adalah sifat yang bernilai tinggi dan dapat membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik, memecahkan konflik, dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Namun, seperti halnya segala sesuatu dalam hidup, memiliki empati yang berlebihan juga memiliki sisi yang kurang baik.
Ketika Empati Menjadi Beban
Pada awalnya, tampaknya nggak mungkin memiliki empati yang berlebihan bisa menjadi sesuatu yang buruk. Namun, ketika kita menyalurkan semua energi dan perhatian untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, kita cenderung mengabaikan diri sendiri.
Hal ini bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan emosional, serta merugikan kesehatan mental kita sendiri. Terlalu banyak memikirkan perasaan orang lain juga dapat mengganggu kemampuan kita untuk mengambil keputusan yang tepat dan membuat batasan yang sehat dalam hubungan.
Mengorbankan Diri Sendiri untuk Orang Lain
Ketika memiliki empati yang berlebihan, kita cenderung mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi demi orang lain. Hal ini bisa berarti mengabaikan kebutuhan kesehatan fisik dan emosional kita sendiri, mengorbankan waktu dan energi kita, atau bahkan mengabaikan impian dan tujuan hidup kita sendiri.
Meskipun menjadi peduli dan membantu orang lain adalah hal yang baik, tapi mengorbankan diri sendiri secara berlebihan akan menghambat pertumbuhan pribadi kita dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup.
Baca Juga:
Menguji Empati di Tengah Bencana NegeriMeskipun memiliki empati yang berlebihan memiliki risiko, bukan berarti kita harus sepenuhnya menghilangkan empati dari hidup kita. Sebaliknya, penting untuk menemukan keseimbangan yang sehat dalam berempati terhadap orang lain.
Karena itu, kita perlu meningkatkan kesadaran diri tentang batasan-batasan pribadi kita. Mengenali perasaan kita sendiri dan menghormati kebutuhan dan kesejahteraan diri kita sendiri adalah langkah penting dalam membangun keseimbangan.
Memperhatikan dan merawat diri sendiri juga penting dalam menjaga keseimbangan. Merencanakan waktu untuk relaksasi, menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan beraktivitas fisik.
Intinya, keseimbangan adalah kunci. Gimana, setuju, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)