Inibaru.id – Belakangan ini banyak anak muda, baik itu laki-laki ataupun perempuan yang tertarik untuk mentato tubuhnya. Alasannya bermacam-macam dari cara untuk mengekspresikan diri, ikut tren, atau untuk mengenang beberapa hal. Masalahnya, kebanyakan tato bersifat permanen alias bakal terus menempel pada tubuhmu.
Sebagian orang menyesali keberadaan tato yang sudah terlanjur ada pada tubuhnya namun nggak bisa dihapus. Hal inilah yang bikin banyak orang akhirnya mengurungkan niat untuk merajah tubuhnya. Nah, belakangan ini, ada hal lain yang sepertinya bikin lebih banyak orang berpikir ulang untuk memiliki tato, yaitu adanya isu bahwa tato bisa picu kanker. Apakah hal ini sesuai dengan fakta kesehatan?
Usut punya usut, informasi ini nggak untuk menakut-nakuti, Millens. Realitanya, tato memang bisa bikin risiko kanker kulit atau yang punya nama resmi limfoma kulit jadi lebih tinggi.
Hal inilah yang diungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah universitas yang ada di Denmark. Dalam penelitian ini, terdapat dua studi yang dilakukan untuk mengetahui seperti apa perkembangan kanker dan kaitannya dengan pola tato.
Setidaknya, 2.367 orang yang berstatus saudara kembar dilibatkan dalam penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan. Hasilnya adalah, terungkap bahwa mereka yang punya tato di tubuhnya punya risiko terkena kanker kulit 4 kali lebih besar dari yang nggak punya tato.
Orang-orang dengan ukuran tato lebih besar dari telapak tangan, juga memiliki risiko tiga kali lebih besar terkena kanker jika dibandingkan dengan mereka yang nggak bertato sama sekali.
“Dalam penelitian yang kami lakukan ini, nggak ditemukan kaitan jelas antara kanker dan juga warna tinta tertentu yang dipakai untuk membuat sebuah tato. Tapi, di penelitian lain, terngkap bahwa ada beberapa jenis tinta yang berpotensi membahayakan kesehatan jika dipakai mentato tubuh. Tinta berwarna merah juga cenderung lebih sering memicu reaksi alergi. Inilah yang nanti kami pelajari lagi,” ungkap salah seorang peneliti yang terlibat, Signe Bedsted Clemmensen.
Kok bisa sih, tato memicu kanker kulit? Terkait hal ini, peneliti lainnya Hendrik Frediksi menjelaskan bahwa partikel di dalam tinta tato ternyata bisa mencapai kelenjar getah bening. Tubuh kemudian menganggapnya sebagai benda asing dan mencoba untuk mengemeliminasirnya. Sayangnya, proses menetralisir yang berlebihan ini karena tinta tato bersifat permanen dan sulit untuk digunakan bisa bikin munculnya sejumlah masalah kesehatan, termasuk kanker.
Nggak disangka ya, Millens, ternyata tato memang bisa tingkatkan risiko kanker. Setelah mengetahui fakta ini, apakah kamu bakal tetap tertarik untuk merajah tubuhmu? (Arie Widodo/E05)