Inibaru.id – Siapa sangka, di balik suasana pedesaan yang masih asri di sekitar Pemandian Air Panas Bayanan, Sragen, tempat ini ternyata punya nilai sejarah yang tinggi. Konon, dulu banyak bangsa Eropa yang sengaja datang ke tempat ini pada masa penjajahan Belanda untuk berbagai keperluan, lo.
Berlokasi di kaki Gunung Lawu, tepatnya 24 kilometer dari Kota Sragen, Pemandian Air Panas Bayanan bisa kamu temukan di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo. Kalau menurut koran-koran pada masa pemerintahan Hindia Belanda seperti Bataviaasch Nieuwsblad pada 6 November 1890, tempat wisata ini sudah cukup populer di seantero Jawa.
Kala itu, banyak bangsa Eropa berendam air hangat di sana untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti kusta karena percaya akan kandungan mineral alaminya.
Siapa sangka, puluhan tahun setelah Indonesia merdeka, pemandian air panas ini tetap eksis dan bahkan terus didatangi pengunjung. Tapi, bisa dikatakan jumlah pengunjungnya baru benar-benar melonjak tajam semenjak kompleks pemandiannya diperbaiki dan dikelola dengan lebih baik sejak 2020 lalu.
“Airnya benar-benar hangat dan kita bisa melihat langsung sumber air panasnya. Yang unik nggak tercium bau berenang,” cerita salah seorang pengunjung yang datang pada Februari 2025 bernama Purwaningsih.
Yang pasti, Pemandian Air Panas Bayanan nyaman untuk dijadikan destinasi wisata pengunjung berbagai usia. Di sana, ada aneka kolam yang bisa dijadikan tempat berendam siapa saja. Sensasi relaksasi juga bakal semakin terasa karena tempat pemandiannya yang masih asri karena dikelilingi pepohonan yang masih hijau dengan suara alam yang sangat menenangkan.
“Cocok banget buat refreshing keluarga. Di sana juga ada tempat kegiatan outdoor untuk anak-anak,” ungkap pengunjung lainnya, CoJee.
Kalau menurut pengelola tempat ini, air panas di sana berasal dari masih aktifnya aktivitas magma yang ada di sisi selatan Gunung Lawu. Nah, aktivitas magma ini kemudian memanaskan bebatuan yang ada mata airnya. Makanya, mata airnya ini akhirnya bisa panas, deh, Millens. Uniknya, sumber mata air di Desa Jambeyan ini seperti nggak terpengaruh kondisi musim. Jadi, sepanjang tahun, mata air hangat ini bisa terus dinikmati pengunjung.
Satu hal yang pasti, karena menyadari akan adanya aktivitas magma di bawah tanah, warga Jambeyan rutin mengelar Kirab Gong Kyai Bayan setiap jelang Ramadan dan acara doa atau kenduri pada Jumat Legi di bulan Sura pada penanggalan Jawa.
Tujuan dari diadakannya tradisi ini adalah demi mendoakan keselamatan bagi warga dan pengunjung pemandian.
Menarik juga ya sejarah dan juga tradisi di Pemandian Air Panas Bayanan di Sragen ini. Terpikir untuk datang ke sana? Tiket masuknya hanya Rp6 ribu – Rp7 ribu per orang. Karena murah meriah, jangan ragu yuk untuk berwisata dan relaksasi di sana! (Arie Widodo/E05)