BerandaHits
Selasa, 28 Feb 2022 13:37

Asal Nama Tegal dari Bahasa Portugis?

Nama Tegal dari Bahasa Portugis? (Facebook.com/infotegal)

Tegal identik dengan penyebutan ladang dalam Bahasa Jawa. Namun, ada isu kalau Tegal ini aslinya adalah istilah dari Bahasa Portugis. Beneran?

Inibaru.id – Salah satu wilayah yang paling tersohor di Pantura Jawa adalah Tegal. Tegal sendiri bisa dibagi menjadi dua, yakni Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yang bersebelahan. Nah, yang menarik, nama Tegal yang sangat khas “Jawa” ini katanya justru berasal dari Bahasa Portugis. Beneran?

Hingga sekarang, orang Jawa terbiasa menyebut tegal atau tegalan sebagai istilah dari ladang. Di sana, para petani bisa menaman sayuran, empon-empon, dan lainnya. Jadi, banyak orang yang mengira kalau nama Tegal juga berasal dari kata ini. Namun, sebuah buku berjudul Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempoe Doeloe justru menyebut Tegal berasal dari Bahasa Portugis.

Kalau menilik sejarah, Portugis memang memiliki sejarah dengan Indonesia. Bangsa yang berasal dari Semenanjung Iberia ini bahkan datang jauh sebelum Belanda datang dan kemudian memonopoli perdagangan dengan VOC-nya. Nah, khusus untuk Tegal, dulu ada seorang pelaut dari Portugis bernama Tome Pires yang datang ke pelabuhan Tegal pada 1500-an.

Pires menyebut sebuah wilayah desa dengan istilah teteguall yang kalau diartikan adalah tanah yang subur dan bisa cocok untuk dijadikan lahan pertanian untuk banyak jenis tanaman. Dari istilah teteguall ini, kemudian berubah menjadi Tegal hingga sekarang.

Legenda Ki Gede Sebayu

Menariknya, bagi orang Tegal, cerita soal Tome Pires ini masih kalah populer dibandingkan dengan legenda Ki Gede Sebayu. Kalau soal cerita legenda ini, Pemerintah Kabupaten Tegal sampai menyebutnya di situs resminya, yo.

Tegal memiliki cerita legenda unik tentang tokoh Ki Gede Sebayu. (Tegalkotane.blogspot)

Kabarnya, Ki Gede Sebayu ini adalah putra dari Ki Gede Tepus Rumput atau Pangeran Onje yang kabarnya masih memiliki kaitan dengan keturunan dinasti Kerajaan Majapahit, tepatnya Batara Katong Adipati Ponorogo.

Meski begitu di masa Kerajaan Mataram Kuno, Ki Gede Sebayu berperan sebagai Juru Demung Trah Pajang. Saat itu, dia menjadikan Tegal yang sangat subur sebagai wilayah pertanian. Hal ini sesuai dengan yang tertulis di berbagai peninggalan Kerajaan Pajang serta Mataram Islam yang menerapkan pertanian sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat.

Soal keterkaitannya dengan Tegal, Ki Gede Sebayu dan pengikutnya melakukan perjalanan ke arah barat dan akhirnya menemukan Sungai Gung. Dia kemudian menemui tokoh dari wilayah tersebut, yakni Ki Gede Wonokusuma. Saat keduanya bertemu, ternyata mereka masih satu keluarga karena sama-sama keturunan dari Syech Sekar Delima.

Ki Gede Sebayu kemudian diizinkan menetap di wilayah bernama Desa Tetegualli tersebut dan menerapkan sistem pertanian yang cukup modern, termasuk saluran irigasi. Pertanian pun berkembang pesat di sana.

Di pusat Kerajaan Pajang, Pangeran Benowo bertahta. Dia mencari Ki Gede Sebayu yang merupakan adiknya untuk diangkat menjadi patih. Tatkala diminta untuk pulang ke Keraton Pajang, Ki Gede Sebayu menolak dan memilih untuk bersama dengan penduduk Desa Tetegualli.

Pangeran Benowo paham dengan alasan adiknya. Pada 12 April 1580, Ki Gede Sebayu pun dinobatkan sebagai pemimpin pertama dari Tegal.

Menarik juga ya Millens sejarah dari penamaan Tegal ini. (Sol/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024