Inibaru.id - Diabetes merupakan salah satu penyakit nggak menular yang menjadi perhatian serius dalam kesehatan masyarakat Indonesia. Data terkini dari Riskesdas pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan signifikan dalam angka prevalensi obesitas, mencapai 21,8% dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 14,8%.
Dalam sebuah temu media melalui Zoom Meeting pada Senin (4/3/2024), Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, Dr. Eva, menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pencegahan dan pengendalian obesitas. Salah satu tantangannya adalah kesadaran masyarakat akan status obesitas sebagai penyakit yang serius.
“Teknologi yang tidak mendukung aktivitas fisik dimana mudahnya transportasi dan gawai sehingga membuat masyarakat Indonesia malas bergerak kemudian peran pemerintah daerah yang masih perlu kita dorong untuk menciptakan lingkungan yang kondusif melalui aturan dan ruang-ruang, menyiapkan ruang-ruang olahraga untuk masyarakat,” kata Direktur P2P Dr. Eva.
Dampak Industrialisasi
Bukan cuma teknologi yang membuat orang enggan beraktivitas fisik sehingga menimbulkan diabetes, tapi juga industrialisasi. Yap, secara nggak langsung, banyaknya produk industri yang bermunculan mendorong masyarakat untuk mengubah pola makan.
“Dampak industrialisasi itu membuat orang itu yang tadinya makan baik-baik saja akhirnya menjadi tidak baik-baik saja, karena banyak sekali imbuhannya dan menganggap pekerjaan paling penting dari apa yang kita makan,” kata Dr. dr. Tan yang juga menjadi narasumber.
Oleh sebab itu, Dr. dr. Tan menekankan pentingnya kualifikasi kelompok pangan. Menurutnya, pangan dikualifikasi menjadi empat kelompok. Pertama, makanan tanpa diproses seperti sayur, buah segar, padi-padian, kacang-kacangan, tepung tumbuk, pasta kering atau basah yang terbuat dari tepung dan air, telur, daging ikan segar atau beku, dan susu pasteurisasi.
"Kelompok kedua mencakup bahan masakan terproses, di antaranya gula, minyak, lemak, garam dan lainnya yang berasal dari bahan pangan dan digunakan di dapur.
Kelompok ketiga mencakup pangan proses, di antaranya produk kalengan, buah kering, produk daging yang diasinkan, keju rumahan, roti segar tidak dikemas," lanjut dia.
Sementara itu, kelompok keempat mencakup produk ultra proses, di antaranya minuman ringan, camilan kemasan, roti produksi massal, berbagai produk nugget dan makan beku bermerek, aneka produk yang nggak lagi mengandung bahan utuh, diproduksi industri besar-besaran dengan komersialisasi.
“Kualifikasi kelompok pangan ini bisa menjadi suatu pegangan untuk menilai apakah makanan makanan kita baik atau tidak,” kata Dr. dr. Tan.
Upaya Menekan Diabetes
Lalu, bagaimana upaya untuk menekan kasus diabetes? Dr. Eva menyarankan pentingnya deteksi dini serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Hal ini nggak hanya bertujuan untuk mencegah obesitas tetapi juga untuk menghindari penyakit nggak menular lainnya seperti diabetes mellitus dan hipertensi.
“Dari sisi pelayanan kesehatan, pelayanan terhadap penyandang obesitas harus dilakukan secara paripurna mulai dari upaya deteksi dini faktor risiko PTM yang dilakukan secara mandiri di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM atau Posyandu), puskesmas, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,” kata Dr. Eva.
Lebih lanjut, Dr. Eva menekankan bahwa pencegahan obesitas dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Ini memerlukan komitmen dari setiap individu untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan pribadi mereka dan menjadi agen perubahan bagi keluarga dan masyarakat.
Dalam memperingati Hari Obesitas Sedunia, Kementerian Kesehatan RI menggelar temu media dengan tema global "Let’s Talk about Obesity", yang diterjemahkan menjadi tema nasional "Ayo, Lawan Obesitas".
Tema tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko obesitas dan pentingnya deteksi dini serta pelayanan kesehatan yang komprehensif.
Lantaran diabetes bisa menjalar ke masalah kesehatan lainnya, menjalankan pola hidup sehat bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Yuk ah mulai hidup sehat sedari muda, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)