BerandaHits
Kamis, 6 Nov 2024 09:24

Alumni LPDP Nggak Harus Pulang ke Indonesia, Evaluasi Programnya Bagaimana?

Ilustrasi: Alumni LPDP nggak harus pulang ke Indonesia. (pku.istiqlal.or.id)

Evaluasi program LPDP terus berjalan. Meski begitu, Mendikti-saintek menyebut polemik alumni LPDP nggak pulang ke Indonesia perlu dihentikan. Mereka ternyata nggak diwajibkan pulang, Millens.

Inibaru.id – Polemik tentang beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) masih jadi perbincangan banyak praktisi pendidikan dalam beberapa tahun terakhir. Maklum, ada banyak bukti yang menunjukkan alumni LPDP justru nggak pulang ke Indonesia. Penerima LPDP juga disebut-sebut banyak yang kurang tepat karena justru berasal dari kalangan orang mampu.

Terkait dengan masalah banyaknya alumni LPDP yang justru kerasan untuk tinggal di luar negeri dan nggak kunjung pulang ke Indonesia, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek) Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro punya pendapatnya sendiri. Menurutnya, penerima beasiswa LPDP nggak harus pulang ke Indonesia.

“Kami memberi kesempatan kepada mereka (penerima beasiswa LPDP) untuk berkarya di mana saja. Meskipun nggak pulang, tapi dia punya prestasi yang bagus (nggak apa-apa),” ucap Satryo sebagaimana dinukil dari Kompas, Selasa (5/11/2024).

Dia pun memberikan contoh saat seorang mahasiswa penerima beasiswa LPDP justru kemudian bekerja di sebuah laboratorium ternama di luar negeri dan menemukan inovasi. Pada akhirnya, dia justru membawa nama Indonesia semakin harum di dunia internasional.

“Makanya nggak harus pulang, nggak bisa kita maksa dia pulang karena di sini belum cukup tempat untuk mereka berkarya. Jangan dihitung pulang atau nggak, uang kembali berapa. Kasian dia nanti, ilmunya tinggi, di sini nggak ada wadahnya. Lebih baik dia teruskan saja. Yang penting Merah Putih selalu di bawa. Siapa tahu ada peraih Nobel orang Indonesia nantinya,” lanjut Satryo.

Mendikti-saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Sumateraekspres/Dody Suryawan)

Menurutnya, pemerintah nggak merasa hal ini sebagai buang-buang anggaran karena nggak ada yang rugi jika pemerintah berinvestasi di bidang pendidikan.

Meski begitu, bukan berarti nggak ada evaluasi apapun pada program LPDP yang selama ini berjalan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah mewanti-wanti kepada pemerintah untuk memperbaiki proses seleksi program penerima beasiswa yang terkadang kurang tepat.

“BPK merekomendasikan kepada Direktur Utama LPDP agar lebih optimal dalam merencanakan dan merealisasikan investasi LPDP selaku operator investasi pemerintah (IOP), berdasarkan ketentuan yang berlaku dan dalam mengawasi kegiatan investasi,” ungkap rilis resmi BPK pada Selasa (5/11).

Untungnya, permintaan BPK setali tiga uang dengan apa yang diinginkan Kemendiksaintek. Beberapa waktu sebelumnya, Wamendiksaintek Profesor Stella Christie juga menyebut pihaknya sedang melakukan penelitian dengan cermat berbasis data sekaligus menggunakan analisis cost-benefit untuk mengetahui apakah penyelenggaran LPDP sudah optimal atau nggak. Pihaknya bahkan mengaku akan bekerja sama dengan Kementerian Kuangan dalam melakukan penelitian ini.

“Tujuannya tentu saja demi mengoptimalkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan,” ungkap Stella, Rabu (30/10/2024).

Yap, realitanya beasiswa LPDP memang jadi andalan banyak anak-anak muda yang pengin mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi. Semoga saja program ini bisa berjalan dengan lebih optimal sehingga mereka yang memang berhak dan layak bisa mendapatkannya dan memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tahu Campur Pak Slamet, Pemadam Kelaparan Andalan di Pasar Sumowono

22 Des 2024

Mulai 1 Januari 2025, Pendakian Rinjani Akan Ditutup 3 Bulan

22 Des 2024

Mengapa Ban Sepeda Motor Baru Ada 'Rambutnya'?

22 Des 2024

Ekonomi Makin Sulit, Suami Stres Makin Rentan Lakukan KDRT

22 Des 2024

Mengagumi Indahnya Senja di Dusun Sumurup Rawa Pening

22 Des 2024

Serunya Wisata Kano di Kawasan Mangrove Baros Bantul, Yogyakarta

22 Des 2024

Makna Potongan Bambu di Nisan-Nisan Makam di Sumowono Kabupaten Semarang

23 Des 2024

Mengakhiri Tahun 2024 dengan Mendaki, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan

23 Des 2024

Me Time: Hak yang Berubah Jadi Barang Mewah bagi Ibu

23 Des 2024

Kala Siang Hari Jadi Lebih Pendek di Islandia saat Musim Dingin

23 Des 2024

Pemprov Jateng Peringati Hari Ibu ke-96, Teguhkan Peran Setara Perempuan

23 Des 2024

Aman, Ini Tiga Barang yang Dipastikan Nggak Akan Terkena PPN 12 Persen

23 Des 2024

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024