BerandaHits
Senin, 13 Okt 2024 11:00

Alasan Penamaan Badai Memakai Nama-Nama Orang

Badai Milton yang menerjang Florida, Amerika Serikat pada Rabu (9/10/2024). (Standard.co.uk)

Ada Milton, Katrina, Helene, hingga Kirk, mengapa penamaan badai memakai nama-nama orang, ya? Ternyata ini alasannya.

Inibaru.id – Setelah topan Yagi menerjang Filipina, Vietnam, dan Tiongkok dan menyebabkan lebih dari 800 orang meninggal pada awal September 2024, gantian Amerika Serikat dihantam badai Helene pada akhir September dan badai Milton pada awal Oktober. Di Eropa Barat, badai Kirk juga memicu cuaca ekstrem di Portugal, Spanyol, dan Prancis.

Karena tinggal di negara yang dilintasi garis khatulistiwa, kita nggak pernah diterjang badai atau topan mengerikan tersebut. Kita pun juga nggak begitu akrab dengan penamaan badai yang memakai nama orang. Tapi, kepikiran nggak, mengapa badai diberi nama seperti nama orang, bukannya nama hewan atau nama daerah gitu?

Kalau menilik keterangan yang ada di situs National Ocean Service (NOS) milik Amerika Serikat, badai sebenarnya nggak diberi nama sampai asal 1950. Kala itu, hanya tertulis badai atau tropis berdasarkan urutan kejadiannya dalam satu tahun.

Sejak akhir 1950, para peneliti pun memutuskan untuk memberi nama badai-badai tersebut dengan alasan agar lebih mudah dikenali atau didata. Alasannya sederhana, bisa saja ada badai yang terbentuk pada periode yang bersamaan di wilayah yang berdekatan. Contohnya Milton dan Kirk yang beberapa hari belakangan melanda wilayah Atlantik. Kalau penamaannya masih berupa angka dan urutan, bikin bingung, bukan?

Badai Katrina yang menenggelamkan New Orleans pada 2005. (NOAA)

Tapi, sebenarnya ide untuk memberi nama pada badai atau topan sudah lebih lama dilakukan. Pada akhir abad ke-19, pakar meteorologi dari Australia seperti Clement Wragge mengurutkan badai dengan memakai urutan alphabet Yunani atau bahkan memakai tokoh mitologi Yunani/Romawi Kuno.

Pada masa Perang Dunia II, badan meteorologi dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS kemudian memutuskan untuk memakai nama-nama yang lebih akrab di telinga, yaitu nama istri, pacar, atau keluarga dari anggota tim. Dengan mengurutkannya sesuai dengan urutan abjad, mereka pun jadi lebih mudah mengingat dan mendata badai-badai tersebut.

Pengumuman badai ke masyarakat dengan memakai nama-nama yang akrab di telinga juga bisa bikin warga jadi lebih cepat paham kalau ada bahaya yang mendekat ke mereka dan harus segera dihindari.

Sempat hanya memakai nama-nama perempuan pada periode 1953 sampai 1979, Pusat Badai Nasional Amerika Serikat kemudian mendaftarkan nama-nama badai yang bisa digunakan, baik itu berupa nama laki-laki maupun nama perempuan. Makanya, ada kabar tentang Badai Katrina yang kerusakannya sangat mengerikan atau Badai Milton yang baru-baru ini terjadi di Florida, AS.

Jadi begitu ya alasan mengapa nama-nama badai memakai nama manusia, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: