BerandaHits
Rabu, 13 Okt 2020 10:24

11 Tahun Menghilang, Ervan Kembali Bertemu Keluarganya Berkat Google Maps

Ervan Wahyu Anjasworo (baju abu-abu) saat bertemu keluarganya. (Joglosemarnews/Wardoyo)

Saat usianya tujuh tahun, Ervan Wahyu Anjasworo diculik hingga akhirnya menjadi anak jalanan. Sebelas tahun kemudian, dia menemukan kembali keluarganya berkat Google Maps. Seperti apa ya kisahnya?<br>

Inibaru.id - Seorang anak dari Sragen, Jawa Tengah, bertemu kembali dengan keluarganya setelah menghilang sejak tahun 2009. Ajaibnya, dia bisa menemukan keluarganya dengan bantuan Google Maps. Seperti apa ya kisah Ervan Wahyu Anjasworo yang kini berusia 18 tahun tersebut?

Saat usianya tujuh tahun, Ervan menjadi korban penculikan. Saat berada di persewaan game boy, dia didatangi oleh pengamen yang mengajaknya pergi. Entah bagaimana ceritanya, Ervan mengikuti mereka hingga akhirnya menjadi pengamen jalanan selama dua tahun.

Keempat pengamen itu sebenarnya sempat merasa bersalah dan ingin mengembalikan Ervan. Namun sayang, saat kembali ke Solo dan mencari alamat keluarga Ervan, mereka nggak menemukannya. Ervan pun kembali dibawa ke Ibu Kota hingga akhirnya terdampar di Bogor.

Ervan Wahyu Anjasworo dibantu pemda setempat. (Solopos)<br>

Nasib Ervan semakin terombang-ambing tatkala kawanan pengamen yang dia ikuti dikejar oleh Satpol PP. Mereka terpisah sendiri-sendiri. Ervan yang lari ke sebuah masjid kemudian bertemu dengan seorang Ketua RT. Dia kemudian diangkat sebagai anak oleh Ketua RT tersebut.

Bak sinetron, nasib Ervan kembali terombang-ambing saat Ketua RT tersebut meninggal empat bulan kemudian. Beruntung, ibu dari almarhum Ketua RT tersebut mau menampungnya. Meski begitu, berselang enam bulan, Ervan kemudian diserahkan ke Dinas Sosial Bogor.

Di tempat inilah, Ervan bertemu dengan pegawai Dinas Sosial bernama Wiwin yang mengangkatnya sebagai anak. Ervan pun kemudian disekolahkan di pesantren.

Delapan tahun Ervan mengecap pendidikan pesantren, dia kemudian dipanggil ke Panti Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan dengan Hukum (PRSABH) Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, untuk dilatih kerja. Ervan berada di panti ini selama dua tahun. Di tempat inilah dia mengenal teknologi dan sering bermain komputer.

Ervan kemudian iseng membuka Google Maps dan mencari tempat tinggalnya saat kecil dulu. Dia menelusuri peta Solo dan sekitarnya. Tatkala menemukan Pasar Gonggang, Ervan seperti mengenalinya.

Nggak hanya, Ervan, penemuan orang hilang berkat Google Maps ini sudah terjadi di berbagai belahan dunia. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)<br>

“September (2020) kemarin, saya main komputer. Saya itu iseng-iseng (cari informasi) dengan membuka Google Maps. Awalnya saya mengecek peta Solo. Saya lihat lagi Solo-nya ini ada Wonogiri, Boyolali, Sragen, begitu. Saya telusuri satu per satu kemudian menemukan Pasar Gonggang di Sragen,” ujar Ervan.

Ervan masih mengingat nama bapak, ibu, dan kakaknya. Bermodal pengetahuan ini, dia pun meminta bantuan kepala panti untuk menghubungi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sragen. Pihak terakhir akhirnya menyebar foto Ervan kecil ke wilayah sekeliling Pasar Gonggang.

Bu Ani, seorang anggota TKSK Sragen akhirnya menemukan dan mendatangi rumah orang tua kandung Ervan. Dari sana, kepulangan Ervan ke keluarganya langsung diurus. Keluarga itu akhirnya berkumpul kembali dengan si anak hilang pada 6 Oktober lalu.

Cerita pertemuan kembali keluarga yang hilang berkat fitur Google sudah beberapa kali terjadi di berbagai belahan dunia lo, Millens. Salah satu yang dikenal luas adalah kisah Saroo Brierley, pemuda asal India yang diadopsi keluarga Australia. Brierley berhasil menemukan keluarganya di India lewat Google Earth.

Kisah luar biasa Saroo ini kemudian diabadikan dalam sebuah film yang sempat menjadi nominasi Oscar berjudul Lion (2017). Sudah pernah melihat filmnya, belum, Millens? (Vic/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024