BerandaCOVID 19
Rabu, 1 Des 2020 11:40

Tes PCR Jateng Lebih Tinggi dari Standar Minimal WHO, Upaya Tekan Covid-19 Berhasil?

Ilustrasi: Tes PCR di Jateng telah jauh melampaui standar minimal WHO. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar minimal tes PCR sebanyak 1/1.000 penduduk per pekan. Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, tes PCR di Jateng telah jauh melampaui standar itu? Namun, apakah dengan begitu upaya menekan Covid-19 di Jateng berhasil?<br>

Inibaru.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus berupaya memutus mata rantai Covid-19 melalui pelbagai cara, salah satunya dengan melakukan tes PCR (swab test/ tes usap). Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo bahkan mengatakan, tes usap di Jateng telah melampaui target WHO.

Perlu kamu tahu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar minimal tes PCR sebanyak 1/1.000 penduduk per pekan. Dengan jumlah penduduk sekitar 34 juta, tes PCR di Jateng setidaknya harus dilakukan ke 34 ribu orang per pekan.

“Jumlah tes PCR di Jateng minggu ke-48 adalah 70.053 tes. Jadi, jumlah tes kita dua kali lebih tinggi dari target WHO,” kata Yulianto di kantornya, Senin (30/11/2020).

Tingginya tes di Jateng ini, tambahnya, berimbas pada tingginya angka kasus positif Covid-19. Dia berasumsi, semakin banyak tes yang dilakukan, akan semakin banyak pula kasus yang ditemukan. Jadi, menurutnya, masyarakat harus paham, kasus di Jateng banyak karena tesnya banyak pula.

"Ini hal yang positif, karena kami bisa tahu lebih dini, agar bisa memberikan respons yang lebih cepat," terangnya.

Yulianto menambahkan, mengetahui permasalahan lebih cepat akan memudahkan pemerintah memberi treatment yang baik dan benar, sehingga angka kematian bisa terus ditekan.

“Dan, itu terbukti dengan terus turunnya angka kematian di Jateng tiap minggunya,” kata dia, seraya memaparkan grafik data kematian akibat Covid-19 yang terus menurun dari minggu ke minggu.

Pada minggu ke-44, angka kematian di Jateng mencapai 5,11 persen. Angka itu terus mengalami penurunan pada minggu ke-45 (4,94 persen), minggu ke-46 (4,62 persen), minggu ke-47 (4,49 persen), dan minggu ke-48 (4,25 persen).

Ada Kesalahan Data (Lagi)

Semakin banyak tes akan semakin banyak angka Covid-19. Namun angka kematian bisa ditekan. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)<br>

Sementara, terkait angka penambahan kasus aktif Covid-19 di Jateng yang disebutkan tertinggi se-Indonesia, Yulianto juga melakukan klarifikasi. Menurutnya, ada kesalahan pada pemuatan data yang dilakukan Satgas Covid-19 Pusat.

Pada Minggu (29/11), Satgas Covid-19 mengungkapkan, Jateng menjadi provinsi tertinggi penambahan kasus aktif sebesar 2.036 kasus. Padahal, menurut Yulianto, pada hari yang sama, penambahan kasus aktif di Jateng hanya 844.

Setelah ditelusuri, Satgas Covid-19 Pusat rupanya memasukkan data ganda, karena ditemukan nggak kurang dari 519 data yang dobel dalam rilis pemerintah pusat.

Yulianto mencontohkan, data ganda juga terjadi di Kendal. Dimana dalam rilis, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali. Yulianto juga mengaku menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis pada 29 November itu, yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu.

Terkait perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat. Tujuannya, agar data yang ada bisa sinkron, biar nggak membuat resah masyarakat.

“Kami meminta agar pusat mengambil data di website kami saja di corona.jatengprov.go.id, karena sudah pasti benar. Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian,” pungkasnya.

Hm, perbedaan data ini memang harus diluruskan. Namun, sebagian masyarakat agaknya nggak lagi mengacu pada data-data itu. Mereka mungkin jengah atau berharap ada langkah yang lebih cepat dari semua kalangan. Mari bergerak bersama! (IB28/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: