BerandaCOVID 19
Rabu, 23 Feb 2021 17:32

Kalau Pandemi Hambat Kinerja Posyandu, Gimana Masa Depan Anak Indonesia?

Ilustrasi: Posyandu terhambat pandemi. (Twitter/banjardawadesa)

Pandemi Covid-19 dipastikan bakal menghambat kinerja Posyandu. Setidaknya, 43 persen Puskesmas nggak bisa melaksanakannya. Seperti apa dampaknya bagi masa depan anak Indonesia?

Inibaru.id – Tak hanya memengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, pandemi Covid-19 juga hambat kinerja Posyandu. Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan pada akhir 2020 lalu, 43 persen dari 4.600 Puskesmas di Indonesia nggak melaksanakannya. Lantas, gimana masa depan anak-anak?

Memang, 60 persen dari puskemas yang disurvei tetap menjalankan kunjungan ke rumah-rumah yang memiliki balita dan ibu hamil. Namun, tetap saja Kemenkes menganggap program posyandu benar-benar terhambat.

“Tidak semua keluarga berani membawa anaknya untuk datang ke Posyandu,” ucap Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Kartini Rustandi.

Yang menjadi masalah, posyandu sangatlah penting bagi kesehatan ibu hamil dan anak-anak yang menjalani 1.000 hari pertama kehidupannya. Jika nggak ditangani dengan baik, anak-anak bisa saja mengalami stunting.

Stunting adalah kondisi yang membuat tinggi badan anak nggak bisa mencapai ukuran normal lantaran menderita kekurangan gizi. Selain fisik, stunting juga membuat perkembangan kecerdasan anak terganggu.

Ada kemungkinan masalah stunting bakal kembali meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Dampaknya tentu cukup besar bagi masa depan anak-anak di Indonesia.

"Secara fisik dan kecerdasan, bisa jadi kita akan tertinggal dari negara-negara lain," ungkapnya.

Posyandu penting untuk mencegah stunting. (Twitter/cutmin82)

Menurut pakar gizi dari FKM UI Profesor Endang Laksminingsih, Posyandu nggak hanya tentang penimbangan berat badan anak saja. Di sini, ada layanan-layanan kesehatan penting lainnya seperti imunisasi, pemberian vitamin A, hingga suplemen bagi balita.

"Ibu hamil juga bisa mendapatkan tablet penambah darah atau makanan tambahan," terang Endang.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Iing Mursali mengiyakan ada prediksi kenaikan angka stunting usai pandemi. Namun begitu, dia nggak bisa memastikan seberapa besar kemungkinan kenaikan itu.

Perlu kamu tahu, angka stunting pada 2019 sudah menurun menjadi 27,7 persen. Sebelumnya, pada 2018, angka itu berkisar antara 30,8 persen. Iing optimistis masih bisa menjaga komitmen target angka stunting bisa ditekan sampai 14 persen pada 2024 mendatang.

Mengingat nasib anak Indonesia di masa depan sangat dipengaruhi kondisi kesehatannya saat balita, semoga saja pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sehingga program Posyandu bisa kembali normal, ya Millens? (Bbc/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024