BerandaCOVID 19
Kamis, 15 Des 2021 11:16

Jepang Kembangkan Masker yang Menyala saat Terpapar Virus Corona

Ilustrasi: Ada masker yang bakal menyala jika terpapar virus Corona. (Flickr/Marco Verch)

Dibuat dari ekstraksi telur burung unta, ilmuan dari Jepang mengembangkan masker yang menyala saat terpapar virus corona.

Inibaru.id – Dalam dua tahun terakhir masker telah menjadi "tameng" paling penting bagi kita agar terhindar dari paparan Covid-19. Namun, ukuran virus yang sangat kecil membuat kita kesulitan mendeteksi keberadaannya. Tanpa tes dan melihat gejalanya, kita nggak bisa segera tahu apakah kita terbebas dari virus atau sedang nggak baik-baik saja.

Beruntung, belakangan ada inovasi yang membuat masker bisa menyala saat terpapar virus corona. Cara kerjanya, masker akan menyala saat diberi sinar ultraviolet. Inovasi ini dikembangkan tim ilmuwan dari Kyoto Prefectural University yang berlokasi di bagian barat Jepang.

Melalui riset yang dipimpin Yasuhiro Tsukamoto tersebut, glowing face mask ini diharapkan akan membuat lebih banyak orang tahu apakah mereka sudah terpapar Covid-19 atau belum.

Menurut Japan Today, Sabtu (11/12/2021), masker bakal menyala saat tersorot sinar UV. Hal ini bisa terjadi karena pelindung hidung dan mulut itu telah mengandung antibodi yang didapatkan dari hasil ekstraksi telur burung unta.

Antibodi pada Telur Burung Unta

Yasuhiro Tsukamoto memegang telur burung unta. (Hamshahrionline/Reuters/ Kyoto Prefectural University)

Perlu kamu tahu, Tsukamoto adalah seorang profesor kedokteran hewan sekaligus rektor Kyoto Prefectural University yang telah mempelajari burung unta selama bertahun-tahun. Selama itu, dia meneliti kemampuan antibodi burung unta dalam melawan flu burung, alergi, dan penyakit lainnya.

Secara alami, burung unta memang memiliki kemampuan khusus dalam memproduksi beberapa jenis antibodi berupa semacam protein yang berbeda-beda dan mampu menetralisasi benda asing, termasuk virus yang memasuki tubuh.

Nah, pada Februari 2021 lalu, tim peneliti melibatkan burung unta betina dalam sebuah percobaan terkait Covid-19. Unta tersebut diberi suntikan virus corona yang sudah nggak aktif. Percobaan yang diklaim nggak mengancam kesehatan tersebut menghasilkan temuan menarik, yakni antibodi dalam telur yang dikeluarkan si burung unta ini.

Berdasarkan penemuan tersebut, antibodi pada telur burung unta itu pun kemudian digunakan sebagai bahan untuk membuat masker wajah yang bisa mendeteksi keberadaan virus corona.

Cara Kerja Masker

Filter masker khusus yang memantulkan cahaya saat disorot sinar UV. (Lofficiel/Kyoto Prefectural University)

Tim peneliti kemudian mengembangkan semacam filter spesial yang bisa ditempatkan dalam masker wajah. Penelitian awal, masker dipakaikan ke 32 orang pengidap Covid-19. Setelah delapan jam, filter dilepas dan disemprot dengan semacam pewarna fluoresen yang dicampur antibodi telur burung unta.

Dengan semprotan bahan kimia itu, filter yang terpapar corona bakal memantulkan cahaya unik saat disorot sinar UV. Cahaya pun muncul pada bagian mulut dan hidung, menjadi penanda bahwa orang tersebut masih terinfeksi Covid-19.

Penelitian kemudian dilakukan dengan skala yang lebih besar, yakni melibatkan 150 peserta acak. Tsukamoto yang menjadi salah seorang peserta mengatakan, masker yang dipakainya menunjukkan dia positif Covid-19. Pernyataan itu rupanya terbukti benar berdasarkan hasil tes PCR.

Hingga kini, pengembangan penelitian masih terus dilakukan dengan harapan masker bisa diproduksi secara massal, harganya terjangkau, dan bisa langsung terlihat tanpa bantuan sinar UV. Semoga cepat kelar ya, biar deteksi virus bisa lebih cepat. (Det/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024