BerandaAdventurial
Sabtu, 16 Agu 2019 12:37

Cari Tahu Gimbal Paling <em>Legend</em> di Semarang? Ya Tahu Gimbal Pak Edi

Warung tahu gimbal Pak Edi di kawasan Taman Indonesia Kaya. (Inibaru.id/ Audrian F)

Bicara soal makanan khas Semarang, tahu gimbal yang enak ini nggak boleh kamu lewaatkan. Kalau mau cari tahu gimbal paling legendaris, meluncurlah ke Tahu gimbal Pak Edi di Taman Indonesia Kaya. Tapi nggak semuanya asli milik Pak Edi. Biar nggak salah masuk warung, <i>kuy</i> simak ulasan berikut ini.

Inibaru.id - Kamu nggak bakal kehabisan ide menjajal kuliner di Semarang. Ada makanan khas Semarang yang siap menggoyang lidahmu di tiap jengkal jalanan. Misalnya saat kamu melintas di Taman Indonesia Kaya, Jalan Menteri Supeno. Kamu bakal menjumpai penjual tahu gimbal khas Semarang berjajar. Sayang banget kalau kamu nggak menyempatkan diri singgah.

Meski namanya gimbal, tapi nggak ada hubungannya dengan rambut gimbal ya. Gimbal yang dimaksud adalah bakwan udang. Mungkin banyak yang belum tahu kalau orang Semarang menyebut bakwan udang dengan nama gimbal. Bahan pokok makanan khas Semarang boleh saja sederhana yaitu tahu dan gimbal, tapi rasanya dijamin bikin nagih. 

Tahu goreng dan gimbal dipotong kecil-kecil, dibubuhi irisan kubis, telur, kembang kol, dan disiram bumbu kacang. Aneka rempah yang ditambahkan ke dalam saus kacanglah yang membuat hidangan ini makin istimewa. Biar kenyang, kamu bisa menambahkan lontong. Eits, belum selesai. Begitu hendak disajikan, taburkan bawang merah goreng dan seledri. Yummy banget deh, Millens.

Ngomong-ngomong soal tahu gimbal paling enak di Semarang, tahu gimbal Pak Edi juaranya. Tapi bukan berarti tahu gimbal di tempat lain nggak enak ya. Yang perlu kamu tahu, tahu gimbal Pak Edi ini legendanya.   

O ya, di Taman Indonesia Kaya memang sudah dikenal sebagai "markasnya" penjual tahu gimbal. Ada dua pedagang tahu gimbal yang cukup dikenal namanya. Uniknya keduanya memiliki nama yang hampir sama. Hanya beda di penulisannya. Yakni “Tahu Gimbal H. Edy” dan “Tahu Gimbal Pak Edi”.

Sering Diklaim Tanpa Izin

Ketenaran tahu gimbal Pak Edi kerap disalahgunakan oleh para pedagang yang lain. Edi, sang pemilik “Tahu Gimbal Pak Edi” mengeluhkan permasalahan tersebut.

“Tahu gimbal yang di sebelah-sebelah itu suka mengklaim nama dari 'Pak Edi' tanpa persetujuan saya. Yang asli adalah kami. Nggak buka cabang lain,” tutur Edi pada Kamis (18/7). “Kalau di sini (kawasan kuliner Taman Indonesia Kaya) yang asli itu warung saya sama Tahu Gimbal H. Edy,” lanjutnya.

Kalau kamu berkunjung ke kawasan kuliner Taman Indonesai Kaya, kamu akan menemui warung-warung tahu gimbal yang berderet. Sebagian dari mereka menggunakan nama “Edi” agar pelanggan berdatangan.

“Apalagi kalau lebaran. Banyak sekali yang mengatasnamakan warung saya. Misalnya seperti ada 'Edi 1', 'Edi 2', dan seterusnya. Soalnya kalau lebaran kan memanfaatkan momen sekali,” pungkas Edi.

Sebetulnya Edi bukan diam saja dalam menanggapi ulah para pedagang yang mengklaim namanya tersebut. Dia mengaku sudah mengurus masalah kepemilikan dari warung tahu gimbalnya tersebut.

“Saya sudah mengurus hak kepemilikan saya atas warung “Tahu Gimbal Pak Edi” ini. Untuk saat ini masih menunggu hasilnya,” kata Edi.

Edi juga khawatir kalau orang yang belum paham mengenai tahu gimbal Pak Edi atau yang cuma sekadar tahu namanya saja, akan salah masuk tempat. Satu-satunya cara membedakan tahu gimbal Pak Edi yang asli ya dengan membaca banner di depan warung.

“Saya nggak punya tips khusus. Cuma mungkin bisa dilihat dari banner warung kami. Ditambah kami juga sempat diliput oleh beberapa media. Mungkin kalau yang sudah pernah datang, bisa membedakan tahu gimbal saya dengan yang lain,” tandas Edi.

Jadi, buat kamu yang pengin makan di tahu gimbal kawasan kuliner Taman Indonesia Kaya, jangan sampai salah masuk ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024