BerandaAdventurial
Selasa, 13 Apr 2020 14:10

Seperti Ini Kebijakan yang Diterapkan Takmir Masjid saat Corona

Choiri, takmir Masjid Agung Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Wabah corona membuat masjid-masjid di Semarang membatasi segala aktivitasnya. Hal ini seperti yang terjadi di Masjid Agung Semarang yang melakukan pembatasan ibadah dan aneka kegiatan berdasarkan tausyiah yang telah ditetapkan.

Inibaru.id – Saya berjalan sore itu dari Danau Tawang menuju Masjid Agung Semarang yang terletak di Jalan Aloon-Aloon Barat 11 Semarang, Minggu (5/4). Tujuan saya yakni untuk salat magrib di masjid bersejarah yang nggak jauh dari Pasar Johar tersebut. Dalam perjalanan menuju masjid, setelah azan usai dikumandangkan terdengar pengumuman dari loud speaker yang berbunyi:

“Diberitahukan kepada jemaah Masjid Agung Semarang, terkait dengan virus corona dan memerhatikan tausyiah dari Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah, maka pengurus Masjid Agung Semarang mengimbau kepada para jemaah untuk melaksanakan salat lima waktu di rumah masing-masing.”

Awalnya, saya ragu untuk melanjutkan perjalanan ke masjid. Namun, niat utama saya untuk menulis terkait dampak wabah corona terhadap tempat ibadah membuat saya melanjutkan langkah.

Di masjid, saya perhatikan masih ada orang yang pergi ke masjid yang juga dikenal dengan Masjid Agung Kauman ini. Saya lihat para jemaah melakukan salat sendiri-sendiri dan jarak antarjemaah sekitar satu meter.

Usai menunaikan salat magrib, saya menemui takmir Masjid Agung Semarang bernama Choiri di ruang kerjanya. Dia menjelaskan, menimbang adanya virus corona sampai sekarang Masjid Agung Semarang mengikuti tausyiah yang dipaparkan oleh pemerintah, Kapolri, dan MUI Jawa Tengah.

“Masjid terus menindaklanjuti dengan tidak menyelenggarakan, redaksinya jelas, tidak menyelenggarakan ibadah salat Jumat, kemudian salat lima waktu, kegiatan salat rawatib lima waktu, tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengundang massa,” kata Choiri.

Terkait dengan masih terdapat jemaah yang tetap melakukan ibadah di masjid. Choiri melanjutkan, hal itu dilakukan secara mandiri.

“Masjid tetap memberikan pelayanan tempat. Meskipun mandiri itu kita sampaikan, habis salat ya jangan terus mengadakan wiridan ngene-ngene ya jangan. Habis salat ya selesai,” ujarnya.

Beda Masjid, Beda Kebijakan

Imbauan physical distancing di tempat ibadah ini memang nggak mengikat. Jadi, diartikan berbeda oleh para pengurus masjid. Menurut Choiri, intensitas berkumpul banyak oranglah yang harus diperhatikan. Masjid yang diurusnya memang berkapasitas lebih dari 5 ribu orang sehingga perlu pertimbangan sisi medis sekaligus melakukan upaya antisipasi.

Penerapan physical distancing di Masjid Agung Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Membandingkan dengan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Choiri melanjutkan kebijakan yang diambil memang berbeda. Semisal di MAJT dilakukan lockdown di ruang utama, sedangkan di masjid yang diurusnya belum menerapkan hal tersebut.

Dia mengatakan penerapan imbauan itu tergantung masing-masing pihak. “Cuma itu imbauan, itu monggo. Bisa jadi kondisinya beda, pucuk gunung mungkin beda sama kota,” ucapnya.

Menurutnya, nggak banyak orang asing yang mampir ke masjid ini. Hampir semua jemaah hanya orang dari sekitar masjid.

Sekarang saya paham mengapa Masjid Istiqomah Stasiun Tawang yang beberapa waktu lalu saya kunjungi mengambil langkah berbeda. Masjid milik PT KAI ini masih mengizinkan jemaah untuk melakukan aktivitas beribadah sebagaimana biasanya, salat Jumat pun masih diadakan.

Takmir Masjid Istiqomah Abdullah mengatakan, meskipun wabah corona masih berlangsung, tapi masjid tetap buka. Meski begitu, beberapa aturan untuk pencegahan juga dilakukan oleh masjid dengan beragam protokol.

“Kalau Jumat saya menghadap langsung ke Pak Kepala. Saya bilang inikan mau diadakan salat Jumat, Pak Kepala bilang memang ada instruksi dari ketua MUI seluruh Indonesia, tapi tinggal kitanya. Tergantung dari takmirnya. Masih dilaksanakan salat Jumat,” ucapnya.

Kalau masjid di sekitar kamu menerapkan kebijakan yang bagaimana, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024