BerandaAdventurial
Kamis, 5 Okt 2022 13:35

Paras Cantik Sembungan, Desa Tertinggi di Pulau Jawa

Desa Sembungan di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo. (Flickr)

Memiliki pemandangan yang ciamik, Desa Sembungan nggak akan bikin kamu kecewa. Di desa yang dinobatkan sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa ini, kamu bisa menyaksikan sunrise tercantik seantero Asia.

Inibaru.id – Nggak bisa ditampik jika kawasan Dataran Tinggi Dieng memiliki pemandangan yang aduhai. Nah, salah satu desa yang harus kamu kunjungi ketika berada di Dieng adalah Sembungan.

Desa Sembungan ini menyajikan pemandangan yang indah dengan hamparan pegunungan mengelilinginya. Sementara itu di tengahnya, terdapat telaga yang menjadi sumber kehidupan warganya.

FYI, Desa Sembungan berada di ketinggian 2.260 mdpl, sehingga menjadikannya desa tertinggi di Pulau Jawa. Nggak jauh dari desa itu, terdapat berbagai obyek wisata alam seperti Bukit Sikunir, Air Terjun Sikarim, Gunung Pakuwojo, Gunung Seroja, dan Telaga Cebong. Menarik bukan?

Lalu seperti apa gambaran keindahan desa yang dijuluki Negeri di Atas Awan ini?

Kondisi Alam

Melansir Merdeka (30/7/2021), sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa, secara administratif Desa Sembungan berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Sebagian besar penduduk di sana berprofesi sebagai petani atau bergelut di bidang pariwisata seperti penyewaan homestay, jasa pemandu wisata, dan pedagang.

Nama “Sembungan” disematkan karena konon dulunya di sana banyak ditumbuhi Pohon Sembung. Komoditas pertanian di sini adalah kentang, carica, cabe gendot, purwaceng, serta aneka sayur.

Keramahan Penduduk

Sebagai salah satu desa wisata, penduduk Sembungan dikenal ramah kepada wisatawan. Ngomong-ngomong soal penduduk, nggak ada catatan pasti masyarakat yang kali pertama kali mendiami desa ini. Namun, ada sebuah catatan tertua yang mengungkap jika pada 1819, di sini baru ada 17 rumah.

Kini, penduduk Sembungan nggak kurang dari 1.300 jiwa. Warga di sini juga sangat gemar bergotong-royong.

Legenda

Gloden sunrise di Bukit Sikunir, Desa Sembungan. (Instagram/@halodieng via Pikiran Rakyat)

Di Desa Sembungan, ada sebuah telaga bernama Cebongan. Telaga ini menjadi sumber penghidupan warga. Jika dilihat, bentuk telaga ini memang menyerupai kecebong.

Konon, telaga ini terbentuk karena kecurangan dua orang bersaudara demi mendapatkan seorang perempuan cantik.

Perempuan itu kemudian mengadakan sayembara bagi kedua pemuda itu untuk membuat telaga. Keduanya menyanggupi. Saat itu, telaga sang kakak sudah hampir jadi, tapi ia ditipu adiknya. Sang adik mengalirkan air ke telaganya sehingga telaga sang kakak kosong.

Telaga sang adik dipercaya sebagai Telaga Cebongan, sementara telaga kosong sang kakak menjadi Desa Pakurejo.

Waktu Terbaik Berkunjung

Kapan pun kamu mengunjungi Sembungan, warga pasti bakal menerimamu dengan hangat. Tapi dilansir dari Fimela (3/7/2017), waktu terbaik mengunjungi Desa Sembungan adalah pada Juli-Agustus. Kalau kamu beruntung, pada periode itu kamu bisa melihat hamparan sawah yang berwarna putih saat diterpa sinar mentari.

Meski di Sembungan belum banyak penginapan, tapi kamu bisa lo menginap di rumah warga. Di sana, kamu dapat mendengar kisah-kisah dari warga tentang kehidupan di desa ini. Solopos (6/7/2022) menulis bahwa kamu bisa menyaksikan sunrise terindah di Asia di desa ini. Yap, kamu bisa melihatnya dari Bukit Sikunir.

Gimana, tertarik bermalam di desa tertinggi di Pulau Jawa ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024